Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"A Time to Kill", Ini yang Dilakukan Sang Ayah Jika Anak Perempuannya Diperkosa

8 Agustus 2019   16:04 Diperbarui: 8 Agustus 2019   16:11 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tadinya kasus hukum menimpa dua orang pemerkosa tadi, jadi berbalik mendakwa dirinya. Kasus ini pun menjadi sorotan berbagai pihak termasuk media. Dengan bermodalkan pengharapan untuk mendapat simpati serta pertemanan, daripada upah yang besar. Carl Lee, menyewa Jake Brigrance (Matthew Mcconaughey) sebagai pengacaranya. 

Jake bersimpati pada Carl Lee karena dia tahu Tonya diperkosa, dan ia pun memiliki anak gadis cilik seusia Tonya. Emosinya terbakar, ia ikut merasakan penderitaan dan kemarahan Carl Lee. Besama temannya Harry Rex (Oliver Platt) kemudian menyusul bergabung Ellen Roark (Sandra Bullock) Mahasiswihukum asal New York yang cerdas dan ambisius, menyusun pembelaan, melawan jaksa wilayah yang yang licik dan ambisius serta haus popularitas Rufus Buckley (Kevin Spacey)

Persidangan yang di pimpin oleh Hakim Omar Noose ( Patrick Mc Goohan) sempat akan dipindah karena mengkhawatiran netralitas juri namun sang jaksa bersikeras agar persidangan tetap dilakukan di Canton County tempat terjadinya perkara. Akhirnya persidangan tetap dilakukan di Canton. 

Persidangan demi persidangan terus dijalani oleh Carl Lee didampingi kuasa hukumnya, suasana terus bereskalasi memanas. Isu rasial  baunya mulai menyengat, Ku Klux Klan yang selama ini hibernasi di daerah tersebut tiba-tba terbangun dan mulai bergerak menampakan wajahnya. 

Demikian pula organisasi pembela hak-hak kulit hitam ACLU melakukan pergerakan serupa. Isunya mulai naik menjadi isu nasional. Ku Klax Klan mulai beringas mereka mulai meneror Jake dan keluarganya sampai puncaknya rumahnya dibakar orang tak dikenal, untungnya Istri dan anak Jack sudah mengungsi kerumah orang tua istrinya. 

Korban jiwa memang dapat dihindarkan namun teror terus berlangsung. Sang istri mulai kehilangan kesabaran dengan kasus Carl lee ini. Jake dalam kondisi tertekan, sampai akhirnya fatique dan frustasi menyerangnya, ia membela seorang negro  yang merupakan kaum marginal, dan jelas-jelas bersalah kemungkinan menang pun 1 berbanding sejuta, karena menembak mati 2 orang kulit putih plus satu polisi menjadi cacat, dibayar seadanya pula.

Akhirnya  sampailah ia di satu titik, ia menyerah dan menyarankan Carl Lee untuk mengaku salah dan berkompromi dengan Jaksa agar tidak dihukum mati tapi cukup di penjara seumur hidup. Saat Jake dalam posisi nadir, Carl Lee menceritakan bahwa alasan sebenarnya Jack dipilih sebagai pengacaranya  adalah karena ia adalah berkulit putih, ia dapat membuka mata hati para juri yang semuanya juga berkulit putih. 

Dengan memosisikan dirinya sebagai sesama kulit putihlah ia bisa mengubah pandangan orang-orang yang diskriminatif. Di sinilah titik bailk Jake. Ditambah lagi, guru sekaligus sahabatnya, Lucien Wilbanks (Donald Sutherland) selalu mengingatkannya bahwa ia tak bisa mundur begitu saja. Menjadi pengacara adalah pekerjaan yang terhormat, mencari keadilan bagi semua orang, dan itu harus diperjuangkan hingga tetes darah terakhir.

Sutradara Joel Schumacher, sangat cermat dan berhasil membuat ending dari drama persidangan ini. Jake melakukan closing statement dihadapan dewan juri dalam persidangan terakhir sebelum putusan dibacakan. Ia bermonolog dengan sempurna untuk menggugah hati dewan juri. 

Setiap kata yang keluar dari mulut Jake membuat dewan juri tertegun dan tergugah. McConaughey sangat baik membawakan perannya sebagai pengacara yang lelah, pasrah, sekaligus optimis. Ia berbicara dengan mata berkaca-kaca, suara begetar, helaan napas panjang yang dapat membuat setiap orang terhenyak.

Film A Time To Kill ini mengingatkan kita bahwa hukum itu harus dicari, karena terkadang hukum itu tersembunyi jauh dari kemampuan kita untuk melihatnya. Oleh karena itu kebenaran dan keadilan tidak hanya bisa dilihat dan ditegakkan oleh akal dan pikiran kita semata. Butuh hati nurani untuk menemukan hukum yang hakiki dan setara bagi semua orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun