Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menunggu Janji Jokowi "Saya Tidak Ada Beban Lagi"

8 Agustus 2019   08:49 Diperbarui: 8 Agustus 2019   08:58 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih ingat kah kawan bahwa Jokowi Presiden Terpilih Periode 2019-2024 pernah berucap "Lima tahun ke depan mohon maaf, saya sudah enggak ada beban," ujar Jokowi di acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Tahun 2019 di Ballroom, Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (9/5/2019). Seperti yang dikutip dari suara.com.

Tapi rasanya beban itu masih ada deh, mungkin saya naif. Tapi terlihat jelas untuk menentukan komposisi menterinya agak kesulitan, padahal itu 100% haknya Jokowi untuk menentukan siapa diposisi apa. Mungkin karena harus kompromi secara politis dengan partai-partai pendukungnya, belum lagi dengan partai yang ada di seberang tapi berminat lompat pagar untuk kemudian bergabung. Bukankah langkah kedua setelah langkah pertama menetapkan visinya adalah menetapkan pembantu-pembantunya agar visi yang telah ditetapkan itu bisa delivered?

Tadinya saya berharap komposisi menteri kabinet Jokowi jilid 2 sudah terbentuk sebelum nota keuangan 2020 dibacakan di hadapan Sidang Umum Majelis Perwakilan Rakyat (MPR) tanggal 16 Agustus 2019. Jadi yang di hadir dalam Upacara Kenegaraan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-74 tanggal 17 Agustus 2019 itu menteri-menteri baru yang siap bekerja, berlari mengejar ketertinggalan Indonesia.

Kenapa Agustus menjadi penting, berharap begitu dilantik tanggal 20 Oktober 2019 nanti langsung bekerja. Biasanya, jika memasuki suasana dan kondisi kerja baru kita butuh waktu untuk beradaptasi dan memetakan permasalahan yang akan dihadapi di tempat baru tersebut. Dengan asumsi tersebut cukup lah menteri-menteri baru ini beradaptasi dan mapping selama 2 bulan, begitu pelantikan Presiden dan Wakil Presiden selesai dilakukan. Presiden bisa langsung bekerja dengan komposisi pembantu yang baru. 

Selain itu waktu 2 bulan sejak ditetapkan oleh KPU sebagai Presiden terpilih, cukuplah bagi Jokowi untuk mencari dan menelusuri calon menterinya. Toh ia dibekali perangkat yang cukup kok, intelejen, staf-staf yang bekerja khusus buat lembaga kepresidenan, yang bisa dipergunakan untuk mengumpulkan informasi tentang mereka. Secara teknis, sepertinya tak ada masalah, tapi non teknis ini lah kelihatannya bermasalah.

Tapi harapan itu cuma tinggal harapan, kilasannya saja tak terlihat. Hilang ditelan gelapnya pemadaman masal PLN.  Meskipun kriteria calon menterinya itu sudah ditentukan dan dibicarakan berkali-kali namun tetap aaja sampai saat ini belum jelas "Kan sudah saya sampaikan bolak balik. Eksekutor kuat, tahu manajemen, artinya manajerialnya baik, memiliki keberanian dan urusan yang lain-lain, masalah integritas dan lain-lain," ujar Jokowi  beberapa waktu lalu seperti yang dikutip dari CnnIndonesia.com

Saya coba memahami konstelasi yang ada, tarik menarik kepentingan begitu kuat disini. Namun seperti janjinya "saya tidak ada beban" seharusnya Jokowi bisa bergerak lebih agile dan firm terkait masalah menteri-menterinya ini. Jangan sampai idealisme yang ia miliki kalah sama pragmatisme politik yang sedang terjadi. Harapan besar saya gantungkan ke pundak Jokowi paling tidak meletakan path yang benar untuk kemajuan dan kesejahteraan Bangsa Indonesia. Target besar menuju kekuatan Ekonomi no 6 di dunia tahun 2030 dan no 4 saat negara ini berusia 1 abad, tahun 2045 bisa tercapai.

Memang semua pekerjaan besar bangsa ini tidak akan selesai hanya dalam periode Jokowi saja. Namun seperti yang saya tulis di atas "paling tidak dasar dan arahnya sudah dibangun".

Jokowi tidak bisa bekerja sendirian untuk lakukan ini, perlu dukungan dari seluruh rakyat Indonesia termasuk partai-partai politik pendukungnya. Jangan malah merecoki dengan ungkapan-ungkapan yang terkesan ambisius dan mementingkan kelompoknya saja. Jujur saja saya sama sekali tidak simpatik dengan mereka yang meminta jatah sekian untuk posisi tertentu, padahal mereka tahu bahwa yang berhak menentukan posisi apa buat siapa ya, jokowi Presiden Republik Indonesia.

Dunia usaha menunggu benar komposisi menteri-menterinya Jokowi terutama di bidang ekonomi. Mereka kan juga harus adjusment dengan komposisi yang ada. Kalau mereka menganggap menterinya tidak market friendly, nyanyian sumbang akan diperdengarkan dengan menunda investasinya atau bahkan menariknya sama sekali. Yang dampaknya akan membuat usaha mensejahterakan rakyat menjadi melemah. 

Ayolah Pak Presiden Jokowi tentukan sikapmu, tunjuk menteri-menteri yang bapak anggap mampu membawa visi dan misi bapak dalam membangun negeri ini. Segera! Jangan latah ikut berdagang sapi, seperti pedagang hewan kurban menjelang Idul Adha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun