Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Perangai Ilmiah Ibu Risma, Membuat Surabaya Maju

1 Agustus 2019   10:46 Diperbarui: 1 Agustus 2019   11:29 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kondisi Kota Surabaya hari ini sudah berbeda dengan Kota Surabaya baheula. Sungai Kalimas yang membelah Kota Surabaya tadinya butek dan hitam berbau tidak sedap, sekarang jernih berhias ikan-ikan dan bantaran sungainya pun menghijau rimbun penuh tanaman. 

Suhu Kota Surabaya yang terkenal sangat panas, diklaim sang Walikota terus berangsur turun lebih sejuk "Sekarang suhu di Surabaya paling tinggi itu 32-31 derajat, bahkan kalau pagi bisa 19 derajat loh, target saya sih bisa 18," ujar Tri Risma Harini Walikota Surabaya kemarin (31/07/19) dalam sebuah acara yang kebetulan saya hadiri di kawasan SCBD Sudirman Jakarta.

Selain itu, ia menunjukan bagaimana Kota Surabaya sekarang mampu memenuhi kebutuhan sayurannya secara swasembada, bahkan harga cabe yang banyak dikeluhkan oleh warga seantero Indonesia karena harganya meroket, tidak dirasakan oleh warga kota Surabaya. 

Risma mengatakan di awal pemerintahannya, ia mengkhawatirkan tingkat inflasi di kota Surabaya yang cenderung tinggi. Ternyata setelah dilihat datanya, salah satu penyumbang inflasi terbesar adalah komoditas sayuran. 

Kemudian ia mencari cara bagaimana agar setiap rumahtangga warganya bisa menanam sendiri sayuran yang menjadi kebutuhan harian mereka. 

Untuk mewujudkan itu ia mendatangi berbagai perguruan tinggi yang berada di kotanya meminta saran dan siapa tahu perguruan tinggi itu memiliki riset terkait menanam sayuran di kota Surabaya yang panas dan sudah diklaim oleh banyak pihak bahwa tidak mungkin menanam sayuran dalam suhu dan iklim seperti Surabaya. 

"Saya terus nanya ama mereka, biarin aja dibilang goblok karena nanya-nanya terus, yang penting kan hasilnya seperti sekarang, warga saya bukan hanya mampu memenuhi sendiri kebutuhan rumahtangganya, tapi udah surplus, bisa menjual," ungkapnya.

surabayakota.bps.go.id
surabayakota.bps.go.id
Berkaca pada keberhasilan warganya dalam menanam sayuran, ia kemudian membuat urban farming, menanam berbagai macam komoditas sayuran termasuk di dalamnya cabe, kol, selada keriting dan berbagai sayuran lainnya untuk dijual dan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan warganya, dengan menggunakan lahan-lahan warga dan milik pemerintah kota. Hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan warga Surabaya sendiri. 

Saat ini angka inflasi di Surabaya bisa terkendali, karena harga sayur yang menjadi salah satu penyumbang inflasi bisa di kontrol dengan baik. "Bahkan warga luar Surabaya banyak yang berbelanja sayuran ke pasar-pasar di kota ini, karena harganya lebih murah," ujar Risma.

Selain hal-hal tersebut, hampir semua kebijakan yang ia putuskan dan kemudian dilaksanakan selalu berdasarkan kajian dari hasil riset yang ia dapatkan dari berbagai riset perguruan-perguruan tinggi yang ada di Surabaya maupun dari luar Surabaya bahkan beberapa merupakan hasil riset dari Universitas di luar negeri. 

Risma sadar betul bahwa Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD) Kota Surabaya terbatas hanya Rp. 9,5 triliun. Angka tersebut dipergunakan sebagian untuk membangun fisik kota dan sebagian lagi untuk kebutuhan operasional pemerintahan serta ada bagian yang dikembalikan lagi ke masyarakat berupa berbagai kegiatan dan proyek-proyek untuk sepenuhnya kesejahteraan rakyat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun