Hari ini Kamis, tanggal 11 Juli 2019 kasus hukum yang menimpa seniman, aktivis, dan kadang politikus Ratna Sarumpaet akan memasuki sidang vonis di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Kasus kebohongan yang berawal dari niat membohongi keluarga tetiba jadi kasus yang menggegerkan jagat Indonesia.Â
Setiap media, baik itu cetak, online, televisi memberitakan kasus ini dengan sangat terstruktur, sistematis, dan masif. Jangan tanya media sosial, Facebook, Twitter, Instagram dan banyak platform medsos lainnya. Luar biasa gegap gempita isu ini memenuhi ruang publik.
Ratna Sarumpaet didakwa telah melanggar  pasal 14 dan 15 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana serta pasal 28 juncto pasal 45 Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara.Â
Kasus RS ini berawal dari niat ia untuk membohongi keluarganya terkait operasi plastik yang dilakukannya. Nah kemudian secara tidak jelas kabar Ratna Sarumpaet dianiaya tiba-tiba beredar, pertama kali beredarnya melalui Facebook. Akun yang mengunggah informasi tersebut adalah Swary Utami Dewi.
Unggahan ini disertai sebuah tangkapan layar yang berisi percakapan dari aplikasi pesan WhatsApp pada 2 Oktober 2018 serta foto Ratna. Namun unggahan tersebut kini telah dihapus.Â
Kemudian isu teraniayanya RS langsung disambar dan dikonfirmasi oleh politikus Partai Gerindra yang pernah jadi artis, Rachel Maryam. Dia mencuit di akun Twitternya @cumarachel "Berita tidak keluar karena permintaan bunda @Ratnaspaet pribadi, beliau ketakutan dan trauma. Mohon doa," tulis Rachel pada 2 Oktober 2018.Â
Setelah itu  juru bicara pengusung pasangan capres Prabowo-Sandi, Dahnil Anhar Simandjuntak membenarkan pula bahwa hal itu. Dalam pernyataannya, Dahnil mengatakan Ratna dikeroyok oleh orang tak dikenal dan dimasukkan ke dalam mobil.Â
Fadli Zon Wakil Ketua Umum Partai Gerindra tentu saja tidak akan ketinggalan menyambar isu panas yang berpotensi menggerus elektabilitas Jokowi, karena saat itu memang sudah mulai memasuki kampanye Pilpres 2019.Â
Melalui akun Twitternya @Fadlizon bercuit "Jahat dan Biadab Sekali" katanya. Fadli menegaskan Ratna Sarumpaet mengalami penganiayaan dan dikeroyok dua sampai tiga orang . Ia juga mengaku telah bertemu dua kali dengan RS setelah ia dianiaya. Ceritanya tidak hanya sampai disitu rupanya, Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus calon presiden 2019 Prabowo Subianto turut memberikan pernyataan mengenai kabar dikeroyoknya Ratna Sarumpaet pada Rabu malam, 3 Oktober 2018.Â
Saat itu, Prabowo sempat mengatakan bahwa tindakan terhadap Ratna adalah tindakan represif dan melanggar hak asai manusia.Â
Prabowo bahkan ingin bertemu dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk membicarakan mengenai dugaan penganiayaan yang dialami Ratna Sarumpaet di Bandung, Jawa Barat itu.Â