Sekarang mereka seperti dipaksa untuk membeli KMT atau memiliki kartu bank. Bagaimana bagi penumpang yang hanya memiliki uang pas-pasan tidak mampu beli KMT? Bukan kah CL itu masih menerima dana Public Service Order  (PSO) yang artinya pemerintah memberi subsidi kan?Â
Dan sebetulnya tidak ada kebutuhan mendesak kok untuk menghapus THB, ada yang lebih mendesak sebenarnya yang harus diurus PT. KCI sebagai pengelola Commuter Line di kawasan Jabodetabek, Rangkasbitung, dan Cikarang.Â
Ketepatan waktu dan jadwal yang semrawut, belum lagi persoalan antrian masuk stasiun Manggarai yang semakin hari semakin lama saja, terkadang kereta bisa tertahan 15-30 menit ketika akan masuk stasiun tersebut, baik dari arah Tebet, Sudirman, Cikini, maupun Jatinegara. Dan efeknya akan berantai semua kereta di belakangnya akan tertahan juga.Â
Ada satu hal lagi masalah alokasi gerbong yang kadang tidak sesuai dengan peak time, kereta dengan rangkaian 8 gerbong masih banyak dipakai pada jam-jam sibuk antara jam 5.30 - 8.00 pagi dan jam 17.00 - 19.30 sore.Â
Padahal penumpang pada jam segitu lagi padat-padatnya, kami penumpang harus berdesakan nyaris tidak bisa bergerak plus keretanya juga diam tak bergerak maju karena tertahan akibat antrian masuk stasiun Manggarai.
Seharusnya itu dulu yang diurus dibandingkan penghapusan THB di 5 stasiun tersebut. Jangan hanya karena merasa monopoli berbuat suka-suka tanpa memperhatikan keluhan penumpang.Â
Jika pun kita mengeluh ke akun medsos yang PT. KCI miliki @commuterline, jawabannya ya template standar keluhan ini akan jadi evaluasi itu saja jawabannya.
Evaluasi saja terus kapan lulusnya.