Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Biarkan Rekonsiliasi Berjalan Alami

6 Juli 2019   12:41 Diperbarui: 6 Juli 2019   12:50 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rekonsiliasi pasca pilpres didorong oleh banyak pihak, terutama oleh para pihak yang concern akan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Polarisasi yang sangat tajam sepanjang proses pilpres 2019 menjadi sebuah kekhawatiran yang berdampak terhadap keutuhan bangsa.

Mahfud MD misalnya bersama dengan para tokoh lain mendirikan gerakan Suluh Kebangsaan  yang banyak berbicara rekonsiliasi pasca pilpres. Apa yang para tokoh itu lakukan harus diapresiasi karena mereka melakukannya atas dasar kesadaran persatuan Indonesai. Mereka memiliki keyakinan bahwa persatuan itu sebuah keniscayaan menuju Indonesia adil dan makmur dan sejahtera.

Begitu pun Jokowi sang petahana, sekaligus presiden terpilih. Upayanya untuk bertemu pentolan kubu sebelahnya terus dilakukan  dalam rangka rekonsiliasi, mulai dari selesai pemungutan suara dengan mengirimkan utusan agar kemudian bisa bertemu dan menurunkan tensi politik saat iti sampai setelah putusan MK.

Usaha yang terus dilakukan tokoh-tokoh bangsa untuk rekonsiliasi dampak justru jadi kontraproduktif. Pihak kelompok pendukung Prabowo jadi merasa besar kepala seolah mereka dibutuhkan. Berbagai manuver dilakukan mereka seperti mencoba mengkaitkan proses rekonsiliasi dengan negoisasi masalah hukum yang sedang dialami beberapa pendukungnya.

Belum lagi komentar-komentar pendukung mereka ditingkat akar rumput. Mereka merasa keinginan Jokowi untuk rekonsiliasi menunjukan Jokowi itu memang berlaku curang dalam memenangi pemilu dan untuk legitimasi makanya dia minta ke Prabowo untuk rekonsiliasi. Aneh memang cara berpikir mereka itu, kecurang yang mereka tuduhkan kan sudah di sidang di Mahkamah Konstitusi dan tidak dapat dibuktikan oleh mereka. Makanya semua poin gugatannya di tolak hakim MK secara bulat.

Jadi tidak ada hubungannya rekonsiliasi dengan tuduhan kecurangan mereka. Mengingat hal ini, saya rasa tidak perlu lagi lah terus mendorong-dorong rekonsiliasi, biarkan semua berjalan alami saja. Toh pada kenyataannya cuma di dunia maya saja ribut-ribut masih terjadi itu pun dengan intensitas yang jauh sekali berkurang dibanding  pada saat proses pilpres belum selesai.

Di dunia nyata saya rasa semuanya baik-baik saja. Semua sudah mulai move on kok. Masa mau kehidupan ini dipenuhi suasana dan kondisi serasa pemilu terus yang penuh ketegangan. Mungkin ada pihak yang merasa diuntungkan jika suasana tegang terus dan polarisasi terjadi sepanjang hayat dikandung badan. Tapi biarkan saja toh masyarakat juga memiliki nalar sendiri, mereka akan mampu menilai  keadaan yang sebenernya terjadi.

Ayo kita move on, rekonsiliasi atau tidak, the life must go on. Yang terpenting apapun yang dilakukan pemerintahan Jokowi di periodenya yang ke-2 ini berbuat sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat. Dan Ingat tunaikan semua janji-janji kampanye nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun