Bagi para kaum urban yang tempat tinggalnya berada di sekitar daerah penyangga DKI Jakarta, Kota Bogor, Kabupaten Bogor dan sekitarnya, Depok, Bekasi, Cikarang, Tanggerang Selatan, dan Kota Tanggerang. Commuter line (CL) angkutan Shuttle berbasis rel yang disediakan oleh PT. KAI menjadi tulang punggung bagi mobilitas mereka ke tempat kerjanya yang berada di berbagai wilayah di DKI Jakarta.
Kualitas CL 5 tahun belakangan ini jauh lebih baik dari sebelumnya. Jangan lagi lah berharap melihat penumpang berjubel diatas atap gerbong. Kualitas gerbong nya lumayan bagus walaupun gerbong bekas asal Jepang tapi masih sangat layak pakai. Namun demikian bukan berarti CL itu tidak ada kekurangan. Keterlambatan dan berjubelnya penumpang menjadi momok bagi para pengguna CL. Keterlambatan lebih banyak dikarenakan tertahannnya kereta ketika akan memasuki stasiun akibat pergantian jalur di stasiun-stasiun transit yang menjadi tempat persimpangan kereta dari beberapa arah.
Stasiun Manggarai contohnya. Stasiun tersibuk yang merupakan pertemuan kereta dari berbagai jurusan, Jalur Bogor dan Depok arah Jatinegara dan Stasiun Kota, jalur Bekasi  arah Stasiun Kota yang merupakan kereta shuttle CL  yang di operasikan PT. Kereta Commuter Jakarta (KJC) dan kereta jarak jauh pemberangkatan dari/ke Stasiun Gambir menuju berbagai jurusan di Pulau Jawa yang dioperasikan PT.KAI.
Bagi para pengguna CL ketika kereta memasuki stasiun Manggarai seperti momok, karena selalu tertahan dalam waktu yang lumayan lama antara 5-15 menit. Alasan dari operator selalu masalah pergantian jalur yang sepertinya tidak kunjung bisa diatasi. Akibatnya ketepatan waktu tempuh sampai ketujuan seperti mimpi. Walaupun jam keberangkatan tepat waktu, tapi waktu tiba  menjadi molor.
Padahal tidak kurang dari 1 juta orang setiap hari menggunakan CL untuk  keperluan mobilitasnya. Apabila kita perhatikan di media sosial milik PT KCJ, @commuterline setiap hari banyak sekali keluhan terkait hal ini, tapi entah kenapa perbaikan dari jaman baheula sampai sekarang sepertinya nyaris tidak bisa dilakukan dan "ditahan" seolah menjadi wajib.
Akibatnya seluruh perjalanan kereta yang dibelakangnya pun akan mengalami hal yang sama, kemudian penumpang menjadi bertumpuk. Penumpang yang sudah berjubel tambah berjubel lagi. Di dalam gerbong menjadi sesak, untuk bergerak pun sulit sekali.
Aroma dari tiap individu penumpang bercampur sampai hidung ini tidak mampu mendeteksi dan memilah, bau apa sebenernya yang ada di gerbong itu. Pada jam berangkat kerja aromanya lumayan harum karena sebagian besar penumpang dalam kondisi segar, baru selesai mandi pagi, gosok gigi, dan minyak wangi.
Situasi di dalam gerbong lumayan nyaman lah walaupun berdesakan, tapi harum. Namun apabila kita berada di gerbong CL pada saat sore atau malam pada saat jam pulang kerja, bau harum sudah hilang tinggal bau keringat yang tersisa.Â
Apalagi apabila kita bersebelahan atau berada di belakang penumpang yang memiliki aroma badan yang tidak sedap, rasanya tersiksa sekali.
Jadi apabila anda pengguna harian, atau berencana mau naik CL. Siapapun itu, pria atau wanita, please wangi dong biar penumpang yang lain tidak terganggu.