Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

ORI026 dan Dinamika Ekonomi, Refleksi Minat Investasi di Tengah Ketidakpastian

29 Oktober 2024   13:16 Diperbarui: 30 Oktober 2024   09:56 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penawaran Surat Berharga Negara (SBN) ritel Obligasi Negara Ritel seri ORI026 telah ditutup pada 24 Oktober 2024 lalu. 

Berdasarkan catatan resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR-Kemenkeu), nilai pemesanan SBN ritel pertama yang diterbitkan sebagai Sustainable Development Goals (SDGs) Bond ini mencapai Rp19,35 triliun.

Secara rinci, sub seri ST026T3 dengan masa jatuh tempo 3 tahun dan imbal hasil 6,30 persen per tahun mencatatkan nilai pemesanan sebesar Rp16,31 triliun. Sementara itu, sub seri ST026T6 dengan tenor 6 tahun dan imbal hasil 6,40 persen per tahun, meraih pemesanan sebesar Rp3,04 triliun.

Jika dilihat dari angka-angka tersebut, nilai pemesanan ORI026 memang masih berada di bawah kuota nasional yang ditetapkan Pemerintah, yaitu sebesar Rp25 triliun.  

Namun, hal ini perlu dipahami sebagai dinamika di tengah situasi ekonomi masyarakat, Indonesia, dan global yang saat ini sedang "kurang baik-baik saja".

Indikator Pelemahan Ekonomi

Berbagai indikator menunjukkan bahwa ekonomi masyarakat Indonesia sedang mengalami tren pelemahan. 

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Indeks Harga Konsumen (IHK) menurun dari 106,37 pada bulan Mei 2024 menjadi 105,93 pada bulan September 2024.

Aktivitas manufaktur Indonesia, yang diukur melalui Purchasing Manager Index (PMI) dari S&P, juga terkontraksi selama 3 bulan berturut-turut, yaitu Juli, Agustus, dan September 2024, dengan nilai masing-masing sebesar 49,3, 48,9, dan 49,2. Angka-angka ini berada di bawah ambang batas ekspansif, yaitu 50.

Peristiwa, pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor industri, terutama manufaktur, juga menjadi indikator pelemahan ekonomi. Kementerian Ketenagakerjaan mencatat 54 ribu kasus PHK terjadi dari Januari hingga September 2024.

Kelas Menengah dan Tabungan

Di sisi lain,  terjadi fenomena menarik di kalangan kelas menengah, yaitu kecenderungan untuk menggerogoti tabungan. Data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menunjukkan saldo rata-rata kelompok rekening di bawah Rp100 juta pada Juni 2024 hanya sebesar Rp1,5 juta, turun signifikan dibandingkan tahun 2019 yang sebesar Rp3 juta.

Mengingat segmen pasar SBN ritel adalah kelas menengah, masuk akal jika nilai pemesanan ORI026 berada di bawah kuota nasional.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun