Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Penawaran ORI026 Ditutup, dengan Nilai Pemesanan Mencapai Rp19,3 Triliun, Minat Investor Tetap Terjaga di Tengah Isu Pelemahan Daya Beli

24 Oktober 2024   12:57 Diperbarui: 24 Oktober 2024   13:06 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa penawaran Surat Utang Negara (SUN) ritel seri Obligasi Negara Ritel ORI026 telah berakhir pada Kamis, 24 Oktober 2024, pukul 10.00. Seperti yang telah diprediksi, minat masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan fixed income yang diterbitkan oleh negara ini masih cukup tinggi, meskipun di tengah isu pelemahan daya beli masyarakat.

Berdasarkan data dari salah satu mitra distribusi Kementerian Keuangan, Bibit.id, hingga pukul 09.45 WIB sesaat sebelum masa penawaran ditutup, nilai pemesanan ORI026 telah mencapai Rp19,3  triliun.

Antusiasme Masyarakat terhadap ORI026

Nilai pemesanan ini terdiri dari Rp16,12 triliun untuk sub-seri ORI026T3 yang memiliki tenor 3 tahun dan menawarkan kupon 6,3% per tahun, dan Rp3,02 triliun untuk sub-seri ORI026T6 bertenor 6 tahun dengan kupon 6,4% per tahun.

Nilai pemesanan ini masih berpotensi meningkat, mengingat masih ada waktu tersisa untuk melakukan pemesanan hingga pukul 10.00  WIB. Kemungkinan nilai realisasi pemesanan ORI026 menembus angka Rp20 triliun masih sangat terbuka.

Realisasi nilai pemesanan ORI026 akan dirilis  secara resmi oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR-Kemenkeu) dua atau tiga hari setelah masa penawaran ditutup.

Keunggulan SBN Ritel

Terlepas dari nilai pemesanannya, keberadaan instrumen investasi seperti ORI026 atau seri SBN dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel lainnya, yang diterbitkan secara reguler oleh pemerintah Indonesia sejak tahun 2006,memang memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat, baik yang sudah aktif berinvestasi maupun yang baru akan memulai.

Hal ini dikarenakan sulit untuk menemukan instrumen investasi dengan kualitas seperti SBN dan SBSN ritel. Instrumen ini aman dari hampir semua sisi, baik dari risiko gagal bayar maupun risiko likuiditas. Karena dijamin oleh negara melalui dua undang-undang sekaligus, SBN ritel memiliki risiko gagal bayar yang sangat rendah.

Selain itu, SBN ritel juga memiliki likuiditas yang baik. Artinya, investor dapat mencairkan investasinya dengan mudah jika membutuhkan dana tunai sebelum jatuh tempo. SBN ritel dapat dijual di pasar sekunder kepada investor lain. Meskipun harga jualnya dapat berfluktuasi, likuiditas yang baik ini memberikan fleksibilitas bagi investor untuk mengelola keuangan mereka.

SBN Ritel untuk Diversifikasi dan Hedging

Bagi investor yang sudah lama malang melintang di dunia investasi, SBN ritel bisa menjadi sarana diversifikasi portofolio. Diversifikasi adalah strategi penting dalam investasi untuk mengelola risiko. SBN ritel, terutama seri ORI, juga sangat cocok sebagai sarana lindung nilai (hedging). Ketika instrumen investasi lain seperti saham mengalami penurunan, SBN ritel dapat membantu menstabilkan portofolio investor karena harganya cenderung tidak terpengaruh atau bahkan menunjukkan pergerakan yang berlawanan dengan pasar saham.

Imbal hasilnya pun cukup menarik karena pasti di atas suku bunga acuan Bank Indonesia dan selama ini tidak pernah lebih rendah dari rata-rata bunga deposito di bank-bank besar di Indonesia.

SBN Ritel untuk Investor Pemula

Bagi masyarakat yang mau belajar berinvestasi, SBN ritel juga sangat cocok, terlepas dari profil risikonya, karena investor pemula biasanya belum memiliki pengetahuan yang cukup dalam berinvestasi. SBN ritel mudah diakses dan sangat inklusif; hanya dengan Rp1 juta, siapa pun yang memiliki KTP Indonesia sudah bisa berinvestasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun