Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Deflasi Dianggap Salah, Inflasi Pun Dicap Buruk, Jadi Maunya Apa Sih?

3 Oktober 2024   13:02 Diperbarui: 3 Oktober 2024   13:27 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia mencatatkan deflasi selama 5 bulan berurut-turut, sejak Mei hingga September 2024. Ini merupakan rekor terpanjang dalam 25 tahun terakhir dan mengingatkan kita pada masa krisis moneter tahun 1998, di mana Indonesia juga mengalami deflasi panjang. 

Deflasi, kebalikan dari inflasi,  adalah penurunan tingkat harga umum barang dan jasa secara terus-menerus.  Deflasi Indonesia pada September 2024 sebesar -0,12 persen,yang menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), terutama disebabkan oleh penurunan harga makanan, minuman, dan tembakau.

Deflasi berturut-turut ini dianggap buruk, padahal secara teori jika itu yang terjadi nilai uang kita terhadap barang justru meningkat, ini menimbulkan kebingungan di masyarakat.

Apalagi sebagian pakar ekonomi menyebutnya sebagai tanda penurunan daya beli, sementara pakar ekonomi lain berpendapat sebaliknya.

"Deflasi beruntun tak serta merta menunjukan penurunan daya beli" katanya.

Pemerintah sendiri seperti yang diungkapkan oleh Menteri Kordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan bahwa deflasi ini didorong oleh penurunan harga komoditas, faktor musiman, dan keberhasilan mengendalikan harga kebutuhan pokok, bukan karena daya beli masyarakat yang melemah.

"Yang turun adalah volatile food, itu yang dikerjakan oleh TPIP. Kenapa volatile food  dikejar? Karena kalau harga pangan terjangkau daya beli akan meningkat,"  ujarnya. Seperti dilansir Kompas.com.

Situasi ini mirip dengan kondisi di tahun 2022, ketika inflasi tinggi  mencapai 5,51%, memicu kekhawatiran banyak pihak.  Sebagai masyarakat awam, kita jadi bingung: inflasi tinggi  dikatakan buruk, deflasi juga dikatakan salah. 

Lalu, apa sih sebenarnya yang diinginkan?

Jawabannya sebenarnya cukup sederhana, meskipun agak struggle untuk dicapai, yakni stabilitas harga.  

Baik inflasi yang terlalu tinggi maupun deflasi yang berkepanjangan sama-sama tidak baik bagi perekonomian. Stabilitas harga, dengan tingkat inflasi yang rendah dan terkendali, menciptakan kepastian bagi investor, menjaga daya beli masyarakat, dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang  berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun