ORI025 T3 dengan masa jatuh tempo atau tenor 3 tahun berimbal hasil 6,25 per tahun dan ORI025 T6 bertenor 6 tahun dengan imbal hasil 6,40 per tahun hari Kamis, 22 Februari 2024 pukul 10.00 telah resmi berakhir.
Masa penawaran Surat Berharga Negara (SBN) Ritel sub seriMengutip data dari salah satu mitra distribusi yaitu PT. Bibit Tumbuh Bersama, hingga tulisan ini dibuat hari ini pada pukul 09.58, dua menit sebelum waktu penutupan masa penawaran, jumlah pemesanan kedua sub seri ORI025 menyentuh angka Rp. 24,02 triliun.
Dengan perincian, ORI025 T3 dipesan sebesar Rp. 14,425 triliun dan ORI025 T6 pemesanannya mencapai Rp. 9,570 triliun.
Raihan dana sebesar itu slighly lebih rendah dibandingkan target awal yang dicanangkan Pemerintah untuk ORI025 di awal pemesanan dibuka pada 29 Januari 2024 yang sebesar Rp. 25 triiun.
Meskipun masih ada waktu sekitar 2 menit hingga masa penawaran resmi ditutup pada pukul 10.00 hari Kamis ini, tetapi sepertinya jumlah total pemesanan ORI025 tak akan mencapai target awal yang telah ditetapkan sebelumnya
Tadinya, berbagai pengamat dan analis keuangan yakin kuota nasional awal SBN ritel perdana yang diterbitkan Pemerintah untuk tahun 2024, sebesar Rp.25 triliun akan dengan mudah dilahap para investor dan calon investor, mengingat situasi pasar memang memungkinkan untuk itu dengan didukung oleh berbagai indikator ekonomi yang kian membaik.
Namun, fakta di lapangan pergerakan pemesanan ORI025 berjalan lambat. Mengutip pernyataan Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR-Kemenkeu) Deny Ridwan seperti dilansir harian ekonomi Kontan.co.id, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya pelambatan pemesanan ORI025.
Pertama karena faktor eksternal, investor lebih memilih untuk bersikap wait and see atas kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve atau The Fed.
Kedua, faktor internal, masyarakat Indonesia saat ini yang merupakan satu-satunya pihak yang diperbolehkan memesan ORI025 sedang berkonsentrasi pada pemilihan presiden dan pemilhan umum legislatif yang berlangsung tepat di tengah masa penawaran berlangsung, yakni pada 14 Februari 2024.
Meskipun, awalnya para analis pasar keuangan berkeyakinan bahwa pasar keuangan di Indonesia sudah cukup dewasa untuk memisahkan antara politik dan pergerakan di pasar keuangan.
Tapi, kenyataannya, politik dan situasi pasar itu meskipun dianggap sudah mature selalu memiliki keterikatan atau paling tidak atensi publik terhadap penawaran ORI025 terdistraksi oleh gemuruh situasi politik menjelang dan pada saat pemilu, sehingga movement dari penawaran ORI025 tak bisa melaju secara optimal.