Mengutip sejumlah prediksi analis pasar keuangan, penerbitan SBN ritel pada tahun ini bakal disambut dengan antusiasme tinggi oleh masyarakat, baik investor yang sudah pernah mencicipi gurihnya cuan dari SBN ritel, maupun yang belum sempat merasakan lezatnya cuan dari instrumen keuangan fixed income pelat merah ini, tapi sudah mendengar betapa ciamiknya sajian instrumen investasi tersebut.
Di mata para investor dan analis, SBN ritel yang diterbitkan oleh Pemerintah dengan tujuan strategis ini, menjadi semacam "safe haven" dunia investasi dewasa ini.
Bagaimana tidak, dalam setiap penerbitannya SBN ritel termasuk di dalamnya ORI025 di jamin oleh dua undang-undang sekaligus, Undang-Undang nomor 19 tahun 2008 tentang SBN dan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sehingga kemanannya terjaga, pembayaran pokok dan imbal hasilnya pasti dilakukan.
Imbal hasil yang ditawarkan ORI025 pun diperkirakan masih akan sangat menarik, karena pasti di atas suku bunga acuan Bank Indonesia dan rata-rata suku bunga deposito di bank-bank besar naaional.
Memang, hingga saat tulisan ini dibuat pada Jumat(12/01/2024) Pihak Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR-Kemenkeu) selaku penerbit dan pengelola surat berharga yang diluncurkan Pemerintah, belum menetapkan besaran imbal hasil yang nantinya akan ditawarkan kepada masyarakat, biasanya akan diumumkan sesaat atau paling cepat 2 hari menjelang pembukaan pemesanan dilakukan.
Namun yang jelas, seperti diungkapkan oleh Direktur Surat Utang Negara DJPPR-Kemenkeu, Deni Ridwan dalam menentukan besaran imbal hasil ORI025, Pemerintah mempertimbangkan lima faktor.
Pertama, Tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia 7 days Repo Reverse Rate (BI7DRRR) dalam kurun waktu terakhir sebelum ORI025 diterbitkan.Saat ini, menurut hasil Rapat Dewan Gubernur pada bulan Desember 2023 Â suku bunga acuan BI ada di level 6 persen.
Kedua, Rata-rata tingkat suku bunga deposito yang memiliki tenor 12 bulan atau lebih di bank-bank nasional besar, buku IV. Mengutip statistik perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Oktober 2023, rata-rata suku bunga deposito dengan tenor 12 bulan atau lebih berada di angka 4,84 persen.
Ketiga, Tingkat suku bunga penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Mengutip situs LPS, untuk periode 1 Oktober 2023 hingga 31 Januari 2024, suku bunga penjaminan LPS berada di level 4,25 persen.
Keempat,Besaran imbal hasil SBN dengan tenor serupa atau mendekati di pasar sekunder. Mengutip situs PT. Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI), per hari ini, 12 Januari 2024 tingkat imbal hasil SBN di pasar sekunder dengan tenor antara 2 tahun sampai dengan 6 tahun berada di kisaran 6,39-6,57 persen.