Sub seri ORI023, masa penawaran dibuka pada 30 Juni 2023, dengan nilai total pemesanan sebesar Rp.28,90 triliun, dengan perincian ORI023 T3 masa jatuh temponya 3 tahun dengan imbal hasil 5,90 persen per tahun, nilai pemesanannya mencapai Rp.20 triliun, sedangkan ORI023 T6 berimbal hasil 6,15 persen per tahun nilai pemesanannya sebesar Rp.8,90 triliun.
Sub seri SR019, masa penawaran dibuka 1 September 2023-21 September 2023. Nilai total pemesanan sebesar Rp.25,33 triliun. Dengan detil, SR019 T3 bertenor 3 tahun dengan imbal hasil 5,95 persen per tahun nilai pemesanannya mencapai Rp.17,54 triiun, sedangkan SR019 T5 dengan masa jatuh tempo 5 tahun, berimbal hasil 6,10 persen per tahun, nilai pemesanannya sebesar Rp.7,79 triliun.
Sub seri ORI024, masa penawaran 9 Oktober 2023-2 November 2023. Nilai total pemesanan Rp.14.50 triliun. Dengan perincian, ORI024 t3 dengan tenor 3 tahun berimbal hasil 6,10 persen per tahun, nilai pemesanannya sebesar Rp. 11,86 triliun. Sementara, ORI024 T6 dengan imbal hasil 6,35 persen per tahun, nilai pemesanannya hanya sebesar Rp.2,64 triliun.
Lantas bagaimana dengan prospek investasi SBN Ritel di tahun 2024 mendatang?
Menurut Direktur Surat Utang Negara DJPPR-Kemenkeu, Deni Ridwan seperti yang saya kutip dari Bisnis.Com, ia memprediksi hype berinvestasi di SBN ritel masih akan tetap semarak seperti beberapa tahun belakangan. Beberapa faktor pendukungnya antara lain kondisi perekonomian Indonesia yang tetap solid dengan pertumbuhan ekonomi yang positif  dan tingkat inflasi yang terkendali.
Harapannya sih demikian, Semoga saja proses demokrasi yang nantinya akan berujung pada pergantian kekuasaan bisa berlangsung aman dan tertib sehingga tidak menggangu kinerja di sektor ekonomi, yang terus membaik.
https://www.djppr.kemenkeu.go.id/sbnritel
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H