Setelah 53 tahun, sejak masuk ke Indonesia pada tahun 1968, Jumat, 17 November 2023, kemarin, Divisi Consumer Banking yang mencakup wealth management dan bisnis retail Citibank Indonesia N.A, subsidiary dari raksasa keuangan Amerika Serikat, Citigroup Inc, resmi meninggalkan Indonesia.
Dengan hengkangnya bisnis retail atau divisi yang melayani nasabah-nasabah perorangan, berarti Citibank melepaskan seluruh bisnis kartu kredit Citi di Indonesia yang dikenal sangat populer, padahal mereka adalah pelopor penerbitan kartu kredit dan masih menjadi salah satu penguasa pasar industri kartu kredit di Tanah Air.
Lini bisnis Kartu Kredit Citi Indonesia, nasabahnya mencapai lebih dari 1 juta pengguna, dengan nilai penjualan tahunan, per September 2023 sebesar US$ 1,3 milyar atau Rp.20 triliun.
Selanjutnya, Divisi bisnis retail Citibank akan dialihkan ke bank asal Singapura, UOB Bank, termasuk bisnis kartu kredit-nya. Nasabah Kartu Kredit Citi, nantinya akan di-take over oleh Bank UOB.Â
Mengutip informasi langsung yang disampaikan pihak UOB Bank, saat ini pemilik Kartu Kredit Citi masih bisa menggunakannya, tapi dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan Bank UOB.
Semua jenis Kartu Kredit Citi masih bisa digunakan bertransaksi, begitu pun Kartu Kredit Citi Prestige, sampai pihak Bank UOB menggantikannya dengan Kartu Kredit UOB Infinite, yang akan dikirimkan ke alamat nasabah terdaftar, secara bertahap mulai Januari 2024.
Berikut 9 jenis kartu kredit Citi yang akan dikonversikan menjadi 7 jenis kartu kredit UOB:
Kartu Kredit Citi Prestige, akan dikonversi menjadi Kartu Kredit UOB Infinite;
Kartu Kredit Citi Premier Miles menjadi Kartu Kredit UOB PRIVI Miles;
Kartu Kredit Citi Rewards dan Platinum akan dikonversi menjadi Kartu Kredit UOB Preferred Platinum;
Kartu Kredit Citi Simplicity dan Kartu Kredit Citi Cash Back akan dikonversikan menjadi Kartu Kredit YOLO;
Kartu Kredit Citi Cash Back Platinum menjadi Kartu Kredit UOB Onecard;
Kartu Kredit Citi Telkomsel  menjadi Kartu Kredit UOB Telkomsel;
Dan terakhir, Kartu Kredit Garuda Indonesia Citi akan dikonversikan menjadi Kartu Kredit Garuda Indonesia UOB.
Nasabah Kartu Kredit Citi akan diberi opsi untuk melanjutkan kepemilikan Kartu Kredit Citi di bawah pengelolaan Bank UOB, dengan nama UOB Credit Card atau tidak.
Meskipun, berganti pengelola dan segala sesuatu terkait merk dagangnya, tapi nomor kartu kredit baru pengganti Citi ini akan tetap sama dengan nomor sebelumnya, yang berbeda hanya expire date dan 3 rangkaian angka CCV-nya.
Sebenarnya, penutupan bisnis consumer banking Citibank tersebut tak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga terjadi di 13 negara lainnya.
Alasannya, mengutip keterangan CEO Citibank Indonesia, Batara Sianturi, induk perusahaan Citibank di Amerika Serikat tengah melakukan transformasi, fokus bisnisnya shifting, Â pada bisnis perbankan institusional.
Oleh karenanya, Citibank Indonesia kini akan fokus pada pengembangan bisnis perbankan institusional, yang melayani 90 persen dari 20 perusahaan terbesar di Indonesia.
Perjalanan Bisnis  dan Kontribusi Citibank di Indonesia.
Citibank memulai bisnis keuangannya di Indonesia mulai tahun 1968.Kantor pertamanya berada di Gedung Hotel Indonesia dengan 15 karyawan.
Kemudian, terus berkembang hingga terakhir berada di enam kota besar di Indonesia yaitu, Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Semarang, dan Denpasar.
Melansir situs resmi Citibank Indonesia, Citibank memiliki jaringan transaksi nasabah mencapai 33.000 titik pembayaran, dan jaringan distribusi korporasi di sekitar 6.000 lokasi di 34 provinsi.
Struktur bisnis Citibank Indonesia terbagi menjadi dua divisi besar, yaitu Citi Indonesia Institutional Clients Group(ICG) dan Citi Indonesia Global Consumer Banking (GCB).
ICG, bisnis utamanya meliputi cash/trade finance, foreign exchange(FX)/rate/derivatives, loans, and custody. Dalam operasionalnya, ICG Citibank Indonesia memiliki empat kantor cabang, di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung.
Mereka melayani jaringan distribusi sebagian besar perusahaan-perusahaan dengan size raksasa di Negeri ini.
Salah satu anak perusahaan Citibank Indonesia adalah PT Citigroup Sekuritas Indonesia  yabg tercatat sebagai anggota bursa sejak tahun 2010 lalu.
Sedangkan divisi GCB, beroperasi di 6 kota nesar di Indonesia dengan 10 kantor cabang dan 54 ATM.
Bisnis utama dari GCB Citibank Indonesia, adalah, Kartu kredit, KTA, kredit nasabah, tabungan, deposito dan wealth managenent.
Dalam perjalanannya, operasional dan cara bisnis Citibank banyak mewarnai perkembangan industri perbankan di Tanah Air, baik dari segi produk, teknologi, maupun sumber daya manusianya.
Citibank merupakan bank pertama di Indonesia yang memperkenalkan electronic banking pada tahun 1980, mereka juga yang memelopori keberadaan layanan nasabah melalui telepon pada tahun 1993.Â
Citibank merupakan bank asing terdahulu yang memperkenalkan automatic teller machine(ATM) atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan anjungan tunai mandiri.
Dan jangan lupa, di Indonesia, mereka juga merupakan pionir keberadaan produk perbankan yang saat ini sangat terkenal dan menjadi bagian gaya hidup kaum urban, yang disebut kartu kredit.
Dahulu di era 1990-an di mana kartu kredit baru diterbitkan, kartu kredit ya pasti Citibank. Baru setelah beberapa tahun bank-bank nasional dan global lainnya menjadi penerbit kartu kredit.
Selain teknologi dan produk perbankan, sumbangsih terbesar Citibank bagi Indonesia adalah dalam mengembangkan sunber daya manusia di bidang perbankan dan manajemen keuangan.
Alumni atau mantan karyawan Citibank  diakui kehandalannya, hampir seluruh bank-bank besar di Indonesia dibangun oleh orang-orang yang pernah "menimba ilmu" di Citibank.
Sebut saja misalnya, Bank Niaga yang kini bersalin rupa menjadi CIMB-Niaga setelah diakuisisi sebagian besar sahamnya oleh CIMB Berhad Malaysia, didirikan dan dikelola oleh generasi awal karyawan Citibank yang bernama Roby Djohan.
Roby Djohan ini kemudian menghasilkan seorang anak didik yang sempat menjadi Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardodjo.
Adalagi "lulusan" Citibank lain bernama Peter Gontha yang sempat menjadi profesional diberbagai bisnis di negeri ini.
Mantan Direktur Utama PT.KAI paling terkenal dan sempat dua kali menjadi menteri, Ignatius Djonan, ia juga alumni Citibank.
Kemudian, Gita Wiryawan pemiliki Ancora Grup dan mantan Menteri Perdagangan, Rini Soemarno mantan Menteri BUMN dan Dirut Astra internasional, Laksamana Soekardi, mantan Menteri BUMN era Megawati.
Atau era yang lebih muda seperti Jerry Ng salah satu pemilik Bank Jago, Stanley Atmadja pendiri Adira Finance dan banyak lagi yang lainnya.
Memang saat itu, era 1980an akhir hingga 2000an awal, Citibank merupakan dream job bagi para newbie di bidang keuangan, bisa bekerja di situ di awal karirnya, jaminan masa depan cerah membentang.
Sistem rekrutmennya yang canggih, disertai kurikulum pelatihannya yang advance membuat Citibank seperti pabrik bankir nasional.
Sayangnya masa-masa itu telah lewat, kini Citibank Indonesia sendiri harus mentransformasi dirinya agar mampu bertahan ditengah perekonomian dunia yang masih penuh dengan gonjang-ganjing ketidakpastian.
Ya itu lah, setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya. Lain jaman, lain pula tantangannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H