Sumber gambar: gunbusternickelindustry.com
Keberadaan hilirisasi nikel dinilai banyak pihak dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia secara umum, terutama daerah di mana proses hilirisasi itu beroperasi.
Hal tersebut bisa terjadi bukan hanya karena kinerja pemerintah, tetapi juga didorong oleh peran serta pelaku industrinya. Â Pemain penting dalam proses hilirisasi nikel adalah perusahaan yang selama ini bergerak dalam proses pengolahannya atau dalam bahasa lain disebut smelter.
Salah satunya perusahaan yang bergerak di bidang ini adalah PT Gunbuster Nickel Industry atau PT GNI yang lokasi smelternya berada di Desa Bunta Kecamatan Petasia Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah.
PT GNI yang didirikan pada tahun 2019 ini, membangun ekosistem pengolahan bijih nikel menjadi Nickel Pig Iron (NPI) Â yang merupakan bahan baku utama pembuatan stainless steel atau baja anti karat dan industri nickel alloy.Â
Mengutip dari Informasi dari PT GNI, perusahaan smelter ini diprediksi dapat memproduksi  kapasitas  nickel pig iron (NPI) berkadar 10 hingga 12 persen sebesar 1,9 juta metrik ton per tahun. Semua ini diproduksi dengan menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) yang dioperasikan di 25 line smelter.
Dengan kapasitas sebesar itu, serta diimbuhi kompetensi yang mereka miliki, PT GNI yakin bakal menjadi numero uno dalam industri smelter dan tiada duanya (Second to None).
Tentu saja, keyakinan PT GNI tersebut tak akan berarti apabila dalam pelaksanaannya tak sejalan dengan nilai-nilai dan misi yang mereka usung, terutama dalam hal keselamatan para pekerjanya serta pembangunan lingkungan kerja yang berintegritas dan secara bersama-sama mampu memelihara etika dalam bekerja.
Nila-nilai dan misi PT GNI terkait keselamatan kerja para karyawannya tersebut secara praksis memang diejawantahkan lewat berbagai tindakan nyata, tak hanya sebatas slogan semata. Hal ini diwujudkan dengan melaksanakan program yang rutin dilakukan terkait pendidikan dan pelatihan kepada karyawannya mengenai penanganan kondisi darurat.
Mengutip dari rilis yang berisikan informasi dari PT GNI, dalam Diklatsar tersebut diberikan pelatihan yang mencakup berbagai aspek seperti penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), penyelamatan kecelakaan kendaraan, evakuasi kebakaran, dan penyelamatan di air. Pelatihan ini membantu karyawan untuk siap menghadapi situasi kedaruratan dan mengeliminir risiko terjadinya kecelakaan.
Selain pelatihan, agar pengawasan dan pelaksanaan regulasi keamanan dan kesehatan kerja para karyawan bisa berjalan secara ajeg, PT GNI juga membentuk Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3).
