Makanya, ideologi komunis sudah tak dianggap sebagai ancaman lagi, meskipun sebagai sebuah ideologi komunis tak akan pernah mati.
Persoalannya, ideologi komunis tidak kompatibel dengan situasi Indonesia saat ini yang penuh keterbukaan dan lebih individualis.
Siapapun yang mencoba mengusung isu komunis dalam politiknya, maka otomatis akan dilawan oleh rakyat Indonesia
Kedua, aat ini secara demografis mayoritas penduduk Indonesia didominasi generasi milenial dan Gen Z yang lahir jauh setelah peristiwa itu terjadi.
Mereka hanya tahu peristiwa tersebut dari pelajaran sejarah di sekolah atau cerita dari generasi sebelumnya, Gen X Atau Baby Boomer.
Gen X, mereka yang lahir antara pertengahan tahun 1960an hingga akhir 1970an, pun tak mengalami langsung peristiwa tersebur, walaupun mengalami tapi usia mereka masih sangat kecil untuk memahami apa yang terjadi saat itu.
Jadi persitiwa G30S,tak lagi relate dengan mayoritas penduduk Indonesia saat ini. Mereka tahunya itu sejarah kelam yang pernah terjadi di Republik ini, dan tak boleh terjadi lagi, itu saja.
Terlebih, setelah sejarah yang tertulis terkait peristiwa itu berubah juga, Â pasca Orde Baru tumbang. Kisah sejarahnya, kini tak tunggal lagi ada banyak versi di dalamnyaÂ
Oleh sebab itu menggoreng isu G30S dengan konstelasi politik kekinian tak lebih dari sebuah kesia-sian belaka. Apalagi pintu yang memungkinkan ideologi komunis berkeliaran di negeri ini sudah ditutup rapat lewat Tap MPR dan aturan-aturan lainnya.
Meskipun dalam prespektif sebagai sebuah kejahatan HAM isu G30S masih terbuka untuk dibahas, itu pun tak langsung berhubungan dengan peristiwa tersebut, tetapi lebih pada pembantaian pasca kejadian G30S.