Dalam lima hari ke depan, tepatnya tanggal 1 September 2023 sampai dengan 20 September 2023 mendatang, Pemerintah akan membuka penawaran Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Ritel berimbal hasil tetap (fixed rate) dan dapat diperdagangkan kembali (tradeable) antar investor domestik, seri SR019.
Nantinya SR019 akan ditawarkan dengan dua pilihan masa jatuh tempo atau tenor dan imbal hasil berbeda, SR019 T3 bertenor 3 tahun dan SR019 T5 yang memiliki masa jatuh tempo 5 tahun.
Imbal hasilnya?
Nah ini salah satu yang paling ditunggu investor sebelum memutuskan untuk menanamkan uangnya di instrumen keuangan fixed income berbasis syariah ini, besaran imbal hasil yang akan ditawarkan.
Biasanya dalam setiap penerbitan SBN atau SBSN ritel, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR-Kemenkeu) selaku penerbit dan pengelola SBN Ritel akan merilis besaran imbal hasilnya dua hari menjelang masa penawaran dibuka, yakni antara tanggal 30 atau 31 Agustus 2023.
Kendati demikian, seperti biasa beberapa analis pasar modal mulai berhitung-hitung untuk memprediksi besaran imbal hasil yang nantinya akan ditawarkan.
Menurut mereka, imbal Hasil SR019 akan berada di atas kupon ORI023, SBN ritel terakhir yang diterbitkan Pemerintah yang kuponnya berada di kisaran 5,95-6,1 persen per tahun.
Prakiraan imbal hasil yang sangat optimistis ini salah satunya disampaikan oleh Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede seperti dilansir Bisnis.Com, menyebutkan bahwa imbal hasil yang ditawarkan dua sub seri SR019 akan berada di kisaran 6,1 hingga 6,5 persen.
Hal tersebut menurut Josua, sejalan dengan keputusan Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Agustus 2023 yang mempertahankan suku bunga acuan BI di level 5,75 persen.
Selain itu, ia pun mengacu pada tren imbal hasil obligasi bertenor 5 tahun yang hingga Kamis(24/08/2023) berada di poaisi 6,38 persen.
In the other hand, kita tahu juga dalam menentukan besaran imbal hasil SBN ritel, Pemerintah tak hanya berpijak pada suku bunga acuan BI dan rata-rata besaran imbal hasil Obligasi di pasar dengan tenor serupa.