Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas U-23 Gagal Juara Piala AFF, Polemik STY Mundur Kembali Muncul

27 Agustus 2023   15:01 Diperbarui: 27 Agustus 2023   15:11 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika jalur pembinaannya sudah benar seperti yang dilakukan STY, urusan juara hanya tinggal menunggu waktu saja, lagian sepakbola menurut mereka bukan sesempit perkara menang dan kalah saja.

Idealnya, Timnas Indonesia performa pemainnya berkembang baik dan gelar juara pun terus berhasil diraih, tapi sepakbola Indonesia kan juga belum dalam situasi ideal. 

Masih banyak sekali masalah-masalah  yang perlu dibenahi, seperti misalnya kompetisi yang baik dan berjenjang begitu pun dalam hal pembinaan.

Berharap STY memiliki magic wand yang mampu menyulap sepakbola Indonesia, seketika menjadi hebat dan merasakan tsunami trofi seperti  yang diharapkan semua pihak, itu terlalu berlebihan.

Harus diingat setiap pelatih itu sehebat apapun dia,pasti memiliki handicap tertentu, tak ada yang sempurna, bahkan pelatib sekelas  Pep Guardiola, Jurgen Kloop, atau pelatih tim nasional hebat semacam Joachim Loew, Rinus Michele atau Arrigo Sachi sekalipun.

Mereka hebat, karena melatih pada saat yang tepat dan tim yang tepat pula serta environment yang ada disekitarnya cocok  dengan filosofi dan cara melatih mereka.

Andai,  Pep Guardiola atau Jurgen Kloop didaulat dan mau melatih Timnas Indonesia, apakah  bakal seketika membuat Timnas Indonesia hebat dan gelar juara langsung berdatangan bak tsunami, belum tentu juga.

STY saya rasa masih cocok untuk melatih Indonesia, meski belum sempurna. Ia mampu berdansa dengan segala keterbatasan sepakbola Indonesia, dan membuat kapasitas tim nasional berkembang membaik seperti saat ini.

Situasi STY dan kiprahnya di Timnas Indonesia ini mengingatka saya kepada kalimat metafora populer "Every Rose Has It Thorn" yang maknanya kurang lebih setiap orang atau sesuatu hal sehebat apapun dia pasti ada sisi buruknya.

Frase dari kalimat metafora tersebut bukan bermaksud menggambarkan sikap pesimistis, tapi lebih kepada  pernyataan sederhana agar kita menerima fakta dan kondisi yang ada.

STY harus diakui memang belum mampu menyuguhkan gelar juara bagi Indonesia, tetapi harus diakui pula bahwa ia memberikan perubahan baik yang sangat signifikan terhadap permainan timnas Indonesia saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun