Setelah sempat jeda beberapa saat, Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR-Kemenkeu) kembali berencana membuka penawaran Surat Berharga Negara (SBN) Ritel pada 1 September hingga 20 September 2023.
Tadinya saya sempat berpikir, lantaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia tahun 2023 yang sedang berjalan, tengah dalam kondisi surplus, penerbitan SBN ritel akan jeda panjang.
Menurut data dari APBNKita Juli 2023, surplusnya sudah menembus Rp.153,5 triliun. Pendapatan negara yang sudah berhasil dikumpulkan hingga bulan Juli 2023 mencapai Rp.1614,8 triliun.
Sementara, belanja negara yang sudah direalisasikan hingga bulan yang sama sebesar Rp.1461,2 triliun. Surplus APBN ini setara dengan 0,72 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Apalagi dalam sebuah kesempatan di  Acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (LIKE IT) yang saya hadiri pekan lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sempat berujar bahwa supply SBN akan sedikit direm, karena surplus APBN tadi.
Namun, yang "direm" tadi bukan penerbitan SBN Ritel, tapi SBN yang diterbitkan untuk "umum".
Mungkin karena SBN Ritel, bukan hanya berbicara tentang "uang" tetapi juga merupakan bagian dari literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia.
Serta menjadi instrumen keuangan yang digunakan sebagai alternatif investasi yang aman, nyaman dan mudah diiringi imbal hasil yang menarik, untuk memperluas basis investor dalam negeri sekaligus menajamkan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan.
Nah, Kali ini SBN Ritel yang akan ditawarkan Pemerintah khusus untuk investor dalam negeri, berbasis syariah seri Surat Berharga Syarian Negara (SBSN) atau Sukuk Ritel, SR 019.
Seperti pola penerbitan SBN atau SBSN ritel sebelumnya di tahun 2023 ini, SR019 akan ditawarkan dalam dua tranches, dengan dua masa jatuh tempo atau tenor dan imbal hasil berbeda.
Mengutip info dari DJPPR-Kemenkeu, Sukuk Ritel ini akan diterbitkan dalam dua sub seri, yakni SR019 T3 dengan masa jatuh temponya 3 tahun dan SR019 T5 yang tenornya 5 tahun.