Menjelang Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78, kabar pembangunan Patung Ir. Sukarno dengan nilai investasi Rp. 10 triliun di Kawasan Perkebunan Walini Cikalong Wetan Kabupaten Bandung Barat menyeruak ke publik dan menjadi polemik baru.
Melansir Kompas.Com, Patung tersebut rencananya akan dibangun menjulang setinggi 100 meter atau setara dengan gedung 30 lantai.
Patung yang akan didesain dan dibuat oleh salah satu pematung top Indonesia, I Nyoman Nuarta rencananya akan mulai dibangun bulan depan.
Begitu kabar ini tersiar luas, publik meresponnya dengan sikap pro dan kontra, terutama menyoroti biaya pembangunan yang mencapai Rp. 10 triliun.
Angka yang luar biasa besar untuk sebuah pembuatan patung, mungkin jika uang segede itu digunakan untuk pembangunan perumahan murah, bisa menyediakan hunian bagi milenial yang katanya sulit memiliki rumah hingga ratusan ribu unit.
Atau jika dipergunakan untuk membangun infrastruktur jalan desa, ratusan hingga ribuan kilometer bisa dibangun, atau bisa juga untuk membangun sistem angkutan umum yang terintegras di Bandung yang terkenal semrawut, pasar, sekolah, dan atau-atau lain yang dianggap memiliki manfaat langsung bagi rakyat Indonesia, dibandingkan membangun sebentuk patung.
Tanpa mengurangi rasa hormat dan takdzim terhadap jasa-jasa Ir Sukarno, sebagai salah satu ideolog bangsa, founder Republik yang bernama Indonesia ini dan salah satu orang yang memproklamasikan Kemerdekaan Repunlik Indonesia 78 tahun lalu, 17 Agustus 1945 bersama Mohammad Hatta.
Rasanya jasa-jasa Beliau sebagai Sang Proklamator, salah satu penggali falsafah negara Pancasila, sekaligus founder Republik ini, di mata rakyat Indonesia tak akan berkurang sedikitpun dengan dibangun atau tidak dibangunnya patung tersebut.
Bahkan, saat sosok Sukarno sempat dialienisasi atau disingkirkan  pada masa Orde Baru, jasa-jasa beliau bagi Republik Indonesia tetap diingat dan sangat dihormati oleh seluruh rakyat Indomesia.
Jika demikian, maka timbulah pertanyaan, apa urgensinya patung tersebut harus dibangun saat ini, di tengah situasi perekonomian rakyat yang masih tertatih-tatih pasca dihantam pandemi Covid-19 dan situasi panas geopolitik yang belum terlihat ujungnya, Â apalagi dengan biaya semasif itu.
Meskipun kemudian, diketahui lewat keterangan Bupati Kabupaten Bandung Barat, Hengky Kurniawan, bahwa nilai pembangunan patung sebesar Rp. 10 triliun itu, bukan hanya untuk membangun patung, tapi nilai akumulasi investasi bagi pembangunan sebuah kawasan perumahan, pertokoan, dan pusat bisnis terintegrasi, semacam kota mandiri,yang dikerjakan secara kolaborasi antara Ciputra dengan perusahaan perkebunan milik negara PT. Perkebunan Nasional VII.