Bapak bom atom, Julias Robert Oppenheimer yang namanya sudah tak terlalu banyak disebut lagi, kini kembali ramai menjadi bahan perbincangan publik dunia, seiring rilisnya film yang ceritanya ditulis, disutradarai dan diproduseri oleh sineas jenius,Christopher Nolan, bertajuk "Oppenheimer"
Oppenheimer merupakan ilmuwan fisika teoritis kondang yang bekerja sebagai ahli utama di The Manhattan Project berlokasi di kawasan tak berpenghuni di Gurun Los Alamos New Mexico Amerika Serikat, di area yang disebut dalam bahasa Spanyol Jornada del Muerto atau Perjalanan Menuju Kematian.
Setelah melewati berbagai komplikasi secara keilmuwan fisika dan perdebatan politis yang melibatkan pihak militer AS, akhirnya pada 16 Juli 194, Oppenheimer beserta pihak-pihak yang membantu dan terlibat dalam Proyek Manhattan menyaksikan secara langsung ledakan bom atom pertama hasil ciptaannya, dalam uji coba di tempat yang kemudian disebut sebagai Trinity Site tersebut.
Kurang dari sebulan kemudian, tepatnya pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, bom atom ciptaannya digunakan militer AS untuk mengebom dua kota di Jepang, Hiroshima dan Nagasaki.
Mengutip berbagai sumber informasi yang saya dapatkan, Kota Hiroshima luluh lantak di bom atom, 90 ribu orang tewas seketika dan 146 ribu orang meninggal tiga bulan setelah serangan.
Sedangkan dalam serangan bom atom ke Kota Nagasaki, 80 ribu orang meninggal seketika, nyaris seluruh kota rata dengan tanah, dan setelahnya banyak penduduk di dua kota tersebut dilaporkan menderita kanker dan berbagai jenis penyakit lain akibat radiasi bom atom.
Dalam hitungan hari Jepang pun menyatakan menyerah setelah Nagasaki diratakan oleh bom atom Amerika Serikat, dan Perang Dunia ke-II pun usai.
Sebagian dari mereka yang terlibat di The Manhattan Project menyatakan kegembiraan, senjata  yang mereka kreasi berbuah positif, mengakhiri Perang Dunia II.
Meskipun mereka akui, bahwa bom atom karyanya itu membawa kematian dan kehancuran dalam skala yang luar biasa mengerikan, tetapi mereka beranggapan berhasil menghindari korban lebih banyak lagi, andai perang itu terus berkepanjangan.
Sementara bagi Oppenheimer situasi tersebut meresahkan jiwanya, ia sadar terhadap tanggung jawabnya sebagai pihak yang paling sering dikaitkan dengan bom atom.
Dalam film dokumenter NBC News bejudul "OPPENHEIMER: The Decision to Drop The Bomb (1965)," ia mengungkapkan perasaannya saat menyaksikan ledakan bom atom di Hiroshima.