Jamu, minuman tradisional Indonesia yang kini kembali hype menjadi minuman kalangan muda dengan berbagai modifikasinya, memiliki tempat tersendiri dan cerita perkembangannya yang sangat panjang dalam sejarah Indonesia.
Sempat struggle karena turun pamornya, hingga pada tahun 2008, Pemerintah Indonesia berusaha keras untuk kembali menaikan pesona jamu, salah satunya dengan menetapkan 27 Mei sebagai Hari Jamu untuk kembali mendongkrak ketenaran obat tradisional asli Indonesia tersebut.
Kata JAMU secara etomologis memiliki beberapa makna.
Mengutip situs Jalur Rempah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), secara etimologis JAMU berasal dari akronim Jawa dan Ngeramu.
Ngeramu memiliki arti mencampur atau meracik, jadi secara sederhana Jamu dapat diartikan sebagai ramuan atau racikan yang dibuat oleh orang jawa atau ramuan yang berasal dari Jawa.
Kemudian, seperti yang ditulis dalam Serat Centini yang ditulis oleh Kanjeng Gusti Adipati Anom Mangkunegoro III, Jamu merupakan akronim dari kata Jampi yang berarti doa atau obat dan Usodo (husada) yang memiliki arti kesehatan, jadi Jamu dapat dimaknai sebagai obat untuk kesehatan
Sementara Jamu menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) nomor 003/Menkes/Per/I/2010, adalah obat tradisional yang terdiri dari bahan ramuan, bahan yang berasal dari tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
Mayoritas bahan yang dijadikan dasar ramuan tersebut adalah tanaman herbal yang jenisnya cukup banyak di Indonesia.
Dan cara mengolah ramuan dari tanaman herbal itu pun tak terlalu rumit, hanya melakukan ekstrasi dengan cara di parut dan di peras serta ada juga yang ditumbuk untuk mengambil sari pati dari tanaman herbal berkhasiat tersebut.
Ada banyak sekali jenis tanaman herbal berkhasiat di Indonesia, mengutip data dari situs Institut Pertanian Bogor (IPB), di Indonesia ada sekitar 20.000 hingga 24.000 jenis tanaman  yang berpotensi menjadi tanaman obat, tapi yang paling lazim ditemui dan sudah terbukti secara ilmiah berasal dari tanaman kunyit, temulawak, lengkuas, kencur, asam jawa, jahe, sirih, dan kayu manis.
Terkadang untuk menambah rasa agar bisa dikonsumsi lebih nikmat, ditambahkan gula jawa, gula batu dan jeruk nipis. Agar lebih berkhasiat ramuan jamu juga kerap diimbuhi dengan madu dan telur ayam kampung atau telur bebek.