Sebenarnya siapa sih yang tak ingin, BBM murah, sekolah gratis hingga perguruan tinggi, kebutuhan pokok terjangkau, lapangan kerja gampang diperoleh dan pajak yang dibebankan sangat rendah?
Semua manusia dan pemerintah di kolong langit ini, pastinya berharap kondisi seperti itu bisa terjadi.
Tapi kenyataan di lapangan tak akan seperti itu, wellfare state semacam negara-negara di Eropa Utara seperti Norwegia, Swedia, dan Denmark memang pendidikan dan kesehatan masyarakatnya gratis, tapi pajak yang dikenakan terhadap penduduknya sangat tinggi.
Memang benar, dalam pengelolaan perekonomian nasional, Pemerintah Indonesia masih jauh dari sempurna, kebocoran masih terjadi disana-sini, efesiensi dan efektifitas anggaran masih harus diperbaiki.
Agar terus diperbaiki, Â itu butuh bahkan harus dikritik, tapi kritik yang rasional. Berharap subsidi melimpah, tapi pajak harus serendah mungkin dan berhutang pun digebuki ya aneh, kaya utopia gitu.
Dalam merancang APBN, Pemerintah sudah berhitung secara mendalam, dengan best practise agar masyarakat ekonominya bisa terlindungi dan sejahtera, tapi pada saat bersamaan tak memberatkan keuangan negara.
Tak Ada Jalan Tol Gratis di DuniaÂ
Satu hal lain dalam cuitan Fadli Zon, adalah masalah jalan tol gratis "tak ada satu pun ruas tol berbayar".
Dimana-mana di seluruh dunia yang namanya 'ruas jalan tol" atau toll road itu pasti berbayar.
Toll Road dalam bahasa Inggris sendiri berarti a road that pay to use alias jalanan berbayar ketika digunakan.
Di Indonesia sendiri istilah ini diserap menjadi "TOL" yang merupakan akronim dari Tax on Location artinya pajak yang dibayarkan ditempat saat akan menggunakan jalan tersebut.
Namun sayangnya di Indonesia selama ini jalan Tol, bukan diartikan sebagai "jalan berbayar" tetapi "jalan bebas hambatan" dan itu salah kaprah.