Namun bukan berarti tak ada yang membuat film porno, mengutip Kompas.Com, film porno pertama kali dibuat pada tahun 1908 di Perancis dengan judul "Bedtime for The Bird"
Tetapi, secara keseluruhan jumlah produksinya masih sangat rendah, lantaran pornografi pada saat itu kebanyakan diminati secara personal di ruang -ruang pribadi dengan alasan norma dan keadaban, Â sementara film lebih banyak dinikmati di ruang umum dan bersifat massal.
Padahal untuk membuat film dibutuhkan biaya besar dan agar bisa balik modal perlu jumlah penonton yang banyak.
Alhasil secara ekonomi, industri film pornografi saat itu tak bisa berkembang, lantaran pemikmatnya enggan pergi ke bioskop yang memutar film porno.
Namun, para pelaku industri pornografi terus berusaha untuk dapat mengakali situasi tersebut. Di awal 1960-an dibuat lah semacam "ruang intip" yang dapat menyaksikan film porno dalam ruang tertutup dan personal.
Ketika memasuki tahun 1970-an saat kaset video mulai banyak digunakan, industri pornografi dalam bentuk audio visual mulai berkembang pesat.
Bahkan di Amerika Serikat di mana industri film porno berkembang sangat pesat, hampir sebagian besar kaset video materinya adalah film-film yang saat itu disebut BF(blue film) yang kemudian menjadi dasar lahirnya istilah "film bokep."
Apalagi kemudian setelah internet berkembang di awal 1990-an, industri pornografi seperti menemukan "habitatnya."
Produsen dan konsumen pornografi seolah mendapat ruang bermain yang sangat luas, sehingga mereka leluasa mengeksploitasi  ceruk pasar yang baru tercipta karena keberadaan internet tersebut.
Di awal-awal, Â ketika film porno mulai menjadi sebuah industri nilainya masih sangat kecil, di bawah US$ 1 miliar.
Belakangan, seiring dengan perkembangan teknologi digital dan akses internet lebih luas, mudah, dan murah, perputaran uang di industri film pornografi secara global melesat naik tak tertahankan.