Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ketika PSSI Menolak Rekomendasi TGIPF Tragedi Kanjuruhan, Nir Etika dan Moral

20 Oktober 2022   13:52 Diperbarui: 20 Oktober 2022   16:01 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) adalah salah satu induk olahraga yang paling banyak dibicarakan di Republik ini.

Selain, lantaran mereka membawahi olahraga paling populer di Indonesia,  PSSI juga merupakan organisasi olahraga yang paling sering bermasalah dan paling banyak mendapatkan kritik publik.

Menyaksikan penyikapan mereka terhadap tragedi Kanjuruhan yang sampai hari ini telah menewaskan 133 orang, membuat sebagian besar masyarakat mengelus dada, miris, dan marah.

Padahal sangat jelas bahwa pertandingan antara Arema FC vs Persebaya merupakan  pertandingan liga resmi di bawah pengelolaan sebuah institusi bernama PT. Liga Indonesia Baru (LIB) yang merupakan kepanjangan tangan dari PSSI untuk menyelenggarakan kompetisi antar klub di Indonesia.

Ajaib memang, awalnya mereka menolak bertanggungjawab dan meminta maaf kepada masyarakat, khususnya kepada Aremania atas katastropi yang oleh Gianni Infantino Presiden Federasi Sepak Bola Dunia, FIFA  disebut hari gelap bagi sepakbola .

Mereka sibuk ngeles, saling tuduh, dan terlihat tak memiliki keinginan tulus untuk mempertanggungjawabkan peristiwa memilukan tersebut.

Hingga kemudian Presiden Jokowi memerintahkan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan membentuk tim pencari fakta TGIPF Tregedi Kanjuruhan, yang beranggotakan sejumlah pihak mulai dari praktisi sepakbola, wartawan olahraga, hingga akademisi.

Baru setelah tugas penyelidikan TGIPF mendekati akhir, Ketua Umum PSSI  Muhammad Iriawan alias Iwan Bule, atas nama organisasi menyampaikan permohonan maaf sekaligus menyatakan bertanggungjawab atas Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang tersebut. 

Betul secara teknis penyelenggaraan PSSI tak bertanggungjawab langsung, tetapi secara etis dan moral karena peristiwa tersebut berada dalam yurisdiksi supervisi PSSI seharusnya rasa tanggungjawab itu dimanifestasikan secara nyata.

Misalnya dengan cara mengundurkan diri secara berjamaah dari posisinya sebagai pengurus Federasi Sepakbola Indonesia tersebut.

Seperti yang menjadi salah satu hal yang tertulis dalam laporan rekomendasi TGIPF, meskipun tim ini pun menyadari bahwa secara normatif untuk pergantian pengurusa PSSI tak bisa diintervensi oleh Pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun