Meski drama kasus pembunuhan Brigadir Joshua Hutabarat sudah mendekati episode akhir, terdapat satu hal yang masih menjadi bahan pertanyaan publik, yakni apa sebenarnya yang menjadi latar belakang atau motif peristiwa biadab itu terjadi.
Perkembangan terakhir seperti yang diumumkan Tim Khusus kasus kematian Brigadir J pada Jumat (19/08/22), yang mengungkapkan keterlibatan Putri Candrawathi istri Irjen Pol Ferdy Sambo sekaligus menetapkan dirinya menjadi salah satu tersangka dengan sangkaan pembunuhan berencana Pasal 340 subsider Pasal 338 KUHP, justru membuat motif dugaan publik bahwa adanya perselingkuhan antara Putri dan Brigadir J menjadi sulit menemukan kebenarannya.
Logikanya, jika benar perselingkuhan itu terjadi Putri mungkin akan berusaha agar pembunuhan terhadap Brigadir J tak dilakukan, alih-alih ikut menjadi bagian dari rencana tersebut.
Sebelumnya, satu motif lain yakni pelecehan seksual versi Sambo sudah terbantahkan setelah penyidik timsus tak menemukan unsur pidana didalamnya, karena memang pelecehan seksual itu tak pernah terjadi.
Bahkan timsus menganggap laporan pelecehan seksual palsu tersebut sebagai bagian dari menghalangi penyidikan atau obstruction of justice
Dengan demikian dua motif yang bersifat personal sudah hampir dapat dipastikan gugur.
Dengan fakta itu, jangan-jangan memang benar dugaan motif pembunuhan Brigadir J tersebut tentang penyalahgunaan wewenang yang dilakukan Ferdy Sambo sebagai petinggi di Kepolisian terkait perjudian dan narkoba, seperti diungkapkan Kuasa Hukum Keluarga Brigadir J, Komaruddin Simanjuntak.
Namun motif ini pun sepertinya kurang solid, karena jika benar hal tersebut yang melatarinya, mengapa Brigadir J harus dibunuh Ferdy Sambo di rumah dinasnya sendiri, yang akan menuntun mata hukum dan publik langsung kepadanya.
Sesuatu yang seharusnya bisa dinalar oleh seorang Ferdy Sambo yang Jenderal bintang dua dengan pengalaman di Kepolisian yang cukup panjang.
Kecuali, nalarnya tersebut tertutup oleh kemarahan yang sangat besar sehingga memicu perencanaan pembunuhan Brigadir J dilakukan dengan seketika.
Nah, ini pun kembali menimbulkan pertanyaan, apakah motif profesional tersebut dapat memicu kemarahan sedemikian hebatnya pada Ferdy Sambo?