Jenazah Emmeril Khan Mumtadz  (Eril)  Putra Sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tiba di Tanah Air pada hari Minggu (12/06/22) Pukul 15.30 di Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng Banten setelah 17 jam perjalanan dengan menggunakan pesawat Qatar Airways.
Seperti yang saya saksikan lewat siaran Breaking News Kompas.TV, kedatangan jenazah Eril disambut oleh Ibunda almarhum Atalia Kamil,beserta kedua adiknya.
Nantinya Jenazah Eril akan diserahterimakan oleh pihak Pemerintah Indonesia kepada pihak keluarga, yang merupakan prosedur standar apabila Warga Negara Indonesia meninggal di luar negeri.
Hadir dalam prosesi serah terima jenazah Eril beberapa pejabat, diantaranya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki.
Sementara prosesi serah terima jenazah sendiri akan dilakukan oleh Perwakilan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
Selanjutnya Jenazah Eril akan dibawa melalui jalan darat untuk disemayamkan di Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat Gedung Pakuan Bandung Jawa Barat.
Setibanya, di Gedung Pakuan pihak Keluarga akan melakukan shalat jenazah dan bagi masyarakat umum yang ingin menyampaikan bela sungkawa langsung kepada pihak keluarga mulai Pukul 22.00 Â Minggu malam hingga 08.00 Â Senin Pagi.
Jenazah Eril rencananya akan dimakamkan di dekat Masjid yang kini tengah di bangun oleh Ridwan Kamil di Desa Cimaung Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung ,pada Pukul 11.00 dan akan diberangkatkan dari Gedung Pakuan Pukul 09.00.
Dan prosesi pemakaman Eril akan dilakukan secara tertutup khusus untuk keluarga besar.
Saya sangat memahami, meninggalnya Eril setelah selama dua minggu hilang saat tengah berenang di Sungai Aare Bern Swiss, pada akhir Mei 2022 lalu, mendapat perhatian yang sangat luas dan intens dari media mainstream dan  masyarakat lewat media sosial.
Hal tersebut didasari oleh keguyuban masyarakat Indonesia terhadap siapapun yang tengah dalam keadaan berduka, meskipun belakangan keguyuban ini sempat terganggu karena unsur politik.