Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Spirit Idul Fitri Tak Terlihat dalam Praktik Politik Kekuasaan di Indonesia

3 Mei 2022   15:32 Diperbarui: 3 Mei 2022   15:35 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apabila diamati lewat media sosial, politik kekuasaan sepertinya sudah merasuki seluruh sendi kehidupan masyarakat Indonesia saat ini.

Hampir semua aspek kehidupan acap  dipolitisasi demi kekuasaan. Kebutuhan bahan pokok yang harganya melonjak dipolitisasi, proses perjalanan mudik pun demikian bahkan hingga urusan Shalat Sunat Idul Fitri pun tak ketinggalan dijadikan sarana untuk mendapatkan simpati politik.

Saling sindir antar para elite politik dipertontonkan dengan gamblang tanpa malu-malu demi kekuasaan.

Saling mengompori permasalahan menjadi semacam kebiasaan yang seolah lumrah saja dilakukan oleh para elite politik.

Apalagi di tambah fanatisme tanpa literasi yang cukup dari para pendukungnya membuat carut marut politisasi apapun semakin menjadi.

Akibatnya keterbelahan di tengah masyarakat terus saja terjaga, tak peduli apapun situasinya sepanjang bisa dimanfaatkan untuk saling menelikung ya akan dilakukan.

Bahkan spirit Idul Fitri yang seharusnya bisa dijadikan sebagai landasan untuk bersatu lewat ungkapan saling memaafkan tersamarkan oleh saling caci maki membela junjungannya.

Untuk apa sih semua ini, apa orang-orang ini tak merasakan cape dengan kondisi ini.

Jujur saja saya sudah tidak peduli lagi siapa yang akan memimpin Indonesia pasca dua  periode Pemerintahan Jokowi.

Mau Prabowo kek, Ganjar Pranowo kek, Anies Baswedan kek, atau siapapun lah itu, masa bodoh

Yang pasti saya dan mungkin sebagian orang lain yang sependapat dengan saya, tidak akan pernah memilih calon yang mempolitisasi semua sendi kehidupan terutama politisasi identitas berdasarkan SARA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun