Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Alhamdulillah, Idul Fitri 1443 H Serentak Ditetapkan Besok

1 Mei 2022   19:58 Diperbarui: 1 Mei 2022   20:05 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu bermula Ramadan di Indonesia memang berbeda antara Muhammadiyah yang menggunakan metode penentuan hisab dan Pemerintah yang menggunakan metode Rukyah.

Namun waktu Idul Fitri ternyata bisa dirayakan bersama. Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Agama telah menetapkan bahwa 1 Syawal 1443 Hijriah jatuh pada hari Senin 2 Mei 2022.

Ketetapan ini diambil setelah pihak Kemenag beserta pihak terkait melaksanakan Sidang Isbat yang bertempat di Kantor Kemenag, hari ini 1 Mei 2022.

"Berdasarkan hisab, posisi hilal seluruh Indonesia sudah di atas ufuk, secara laporan hilal yang sudah terlihat, secara mufakat tadi Sidang Isbat menetapkan 1 syawal 1443 H jatuh pada hari, Senin tanggal 2 Mei 2022 Masehi," Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, seperti dilansir Katadata.com, Minggu (01/05/22).

Dengan demikian Lebaran tahun 2022 akan dilangsungkan secara bersama. 

Sebelumnya sempat ada kekhawatiran Idul Fitri tahun ini tak akan dilaksanakan secara serentak oleh seluruh masyarakat Indonesia, lantaran Ramadan 1443 bermula tak serentak.

Muhammadiyah dan sebagian organisasi massa Islam lain memulai puasa pada 2 April 2022, sedangkan Pemerintah, ormas Nahdlatul Ulama memulai puasa keesokan harinya.

Perbedaan seperti itu sebenarnya sudah berkali-kali terjadi lantaran pendekatan penentuan waktu awal kalender Hijriyah yang dilakukan oleh mereka berbeda, yakni Rukyat dan Hisab.

Menurut sejumlah sumber referensi yang saya dapatkan, Rukyat adalah penentuan waktu hijriyah melalui aktivitas visibilitas hilal, penampakan bulan sabit yang tampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak atau konjungsi.

Untuk memantau hilal bisa dilakukan dengan mata telanjang atau dengan menggunakan teropong.

Dalam melakukan pemantauan hilal, Kemenag bersama ormas Islam, pakar dari BMKG, pakar LAPAN dan pondok pesantren melakukan perhitungan di wilayah-wilayah di 99 titik di 33 Provinsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun