Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Senang Ketika Lawan Politik Susah, Susah Ketika Lawan Politik Senang

28 Maret 2022   10:45 Diperbarui: 28 Maret 2022   10:59 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Normalnya, manusia akan senang ketika melihat manusia lainnya senang, sedih ketika melihat manusia lainnya susah 

Namun, agak sulit disangkal belakangan terutama dalam konteks politik, manusia atau kelompok tertentu  terkadang lebih senang melihat manusia atau kelompok lain susah, susah ketika menyaksikan manusia atau kelompok lain senang.

Contoh, ketika salah satu calon investor Ibukota Negara Baru asal Jepang, Softbank menarik diri untuk ikut membiayai pembangunannya.

Seketika oposisi atau para pihak yang tak menyukai pembangunan IKN dan Pemerintah Jokowi, seolah bersorak.

"See, tuh kan apa gue bilang, IKN ini memang tak visible." 

Harapan mereka mungkin seluruh calon investor IKN menarik diri, dan salah satu program unggulan pemerintah Jokowi berantakan tak diteruskan lagi.

Juga saat, aspal di Sirkuit Mandalika mengelupas dan diangggap tak layak untuk hajatan sebesar MotoGP.

Sorakan riang terdengar nyaring dari kubu sebelah, narasi -narasi busuk mulai menguar di ranah publik dari para pihak yang menamakan dirinya "oposisi."

Di sisi lain, saat Formula E yang di gagas Gubernur DKI Jakarta yang dianggap "simbol" oposisi mengalami berbagai kesulitan mulai dari masalah anggaran dan teknis pembangunan sirkuit di Ancol.

Para pendukung pemerintah bersorak, mensyukuri kesulitan tersebut seraya melakukan bullying tak berperi.

Sama saja sebenarnya kedua pihak ini, karena alasan politis mereka lebih senang lawan politiknya terlihat buruk dan burik di mata publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun