GoTo, perusahaan hasil merger antara dua start-up Gojek dan Tokopedia mulai hari ini Selasa 15 Maret 2022 hingga sepekan ke depan memulai rangkaian awal proses penawaran sahamnya melalui mekanisme  Initial Public Offering (IPO).
Dikutip dari Prospektus yang dirilis GoTo seperti dilansir situs Bursa Efek Indonesia, IDX.Co.id, proses awal go publik perusahaan gabungan ride hailing dan marketplace ini adalah berupa book building.
Untuk itu pihak underwriter atau penjamin pelaksana emisi  bersama manajemen GoTo telah mematok harga saham mereka di kisaran Rp.316-346 per lembar saham.
GoTo, menetapkan jumlah saham yang akan di jual ke publik sebanyak-banyaknya sebesar 52 miliar lembar saham seri A yang seluruhnya berupa saham baru.
Jumlah saham ini merupakan 4,33 Â persen dari keseluruhan saham yang dimiliki oleh perusahaan dengan nominal Rp 1 per lembar saham.
Dengan jumlah saham yang dijual sebanyak itu dan harga kisaran yang telah ditetap berada di kisaran harga tersebut, maka dari IPO ini GoTo membidik dana segar  maksimal Rp. 17,99 triliun.
Sebenarnya dengan hanya menjual sebesar 4,33 persen dalam IPO ini, itu terbilang kecil sehingga bisa saja menjadi kurang menarik lantaran berpotensi tidak likuid.
Namun untuk menyikapinya, seperti yang tertuang dalam propektus tersebut, Â pihak GoTo setiap tahun akan melakukan right issue atau hak memesan efek terlebih dahulu sebesar 1,5 persen per tahun secara berantai selama 10 tahun.
Jadi nantinya setelah 10 tahun, jumlah saham GoTo yang beredar di masyarakat akan sebanyak 19,33 persen dari jumlah keseluruhan saham yang dimiliki GoTo.
Tindakan lain yang dilakukan Perseroan agar harga sahamnya stabil adalah dengan menyiapkan opsi penjatahan lebih.
Untuk kebutuhan skema yang biasa disebut green shoe ini,  GoTo telah menyiapkan 7,8 miliar lembar saham yang akan didelegasikan kepada CGS-CIMB Sekuritias sebagai amunisi untuk melakukan stabilisasi harga.