Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Balada Pedagang Gorengan di Sudut Stasiun yang Terdampak Invasi Militer Rusia

3 Maret 2022   12:55 Diperbarui: 3 Maret 2022   13:00 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin pedagang  gorengan merupakan pelaku usaha mikro kuliner paling "terzhalami" akibat gonjang-ganjing kenaikan harga kebutuhan pokok yang terjadi belakangan karena berbagai sebab.

Mahal dan langkanya minyak goreng, karena pemerintah salah urus dalam tata niaganya berdampak cukup dalam kepada mereka.

Mahalnya kacang kedelai dunia yang merupakan bahan baku tahu dan tempe  karena masalah perdagangan global  juga berdampak bagi mereka.

Kita tahu, kudapan favorit masyarakat Indonesia tersebut merupakan salah dua dari bahan isian pedagang gorengan, yang biasanya berupa goreng tahu isi, goreng tempe "jaket", bakwan, risol, pisang goreng, dan cireng.

Jika tempe dan tahu mahal, mau tidak mau gorengan yang dijual akan menciut dan menipis akibatnya bisa saja konsumen gorengan jadi ogah membeli.

Terakhir karena Rusia menyerang Ukraina pedagang gorengan pun berpotensi akan terdampak, lah kok bisa bagaimana ceritanya?

Bahan dasar pembuatan gorengan yang paling utama adalah tepung terigu. Tepung terigu itu berasal dari hasil olahan gandum.

Dan kita tahu juga hampir seluruh gandum yang diolah pabrik tepung terigu di Indonesia hasil impor dari sejumlah negara di dunia terutama Australia dan Amerika Serikat serta sebagian dari Rusia dan Ukraina.

Lantaran impor, maka harga gandum yang harus dibeli mengacu pada harga pasaran gandum global.

Melansir situs Investing.com, Kamis (03/03/22) harga komoditas gandum di pasar Singapura mencapai US$ 11,33 per bushel (gantang)  yang ekuivalen dengan 3,25 kg, dan ini harga tertinggi dalam 14 tahun terakhir.

Naik 7,2 persen dari harga penutupan hari sebelumnya yang masih berada di bahwa US$ 11 per bushel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun