Kedua belah pihak, selalu melihat sisi negatif dari setiap kebijakan Anies Baswedan dan Jokowi. Jadi seperti anak TK, sama sekali tak melihat permasalahan secara utuh dan dewasa karena semuanya dilihat dengan dasar kebencian.
Anies Baswedan sendiri terlihat menikmati "sorotan" ini lantaran secara sadar ia pun memiliki ambisi untuk meraih kursi Republik Indonesia 1.
Ada berbagai kebijakan yang dikeluarkan Anies seperti contohnya masalah UMP dan penanganan Covid-19 yang tidak linier dengan kebijakan pemerintah pusat seolah menegaskan bahwa dirinya "berbeda".
Jika asumsi ini benar, cukup cerdik memang, menggunakan kebijakan sebagai kepala daerah untuk kepentingan politiknya ke depan.
Apakah dengan demikian, setiap kebijakan  Anies, selalu untuk kepentingan politiknya?
Ya engga juga, hanya saja ia pandai memanfaatkan situasi secara tak kasat mata yang secara politis tak bisa disalahkan apalagi secara hukum.
Namun tetap saja situasi membelah seperti saat ini akibat residu berbagai gelaran politik elektabilitas dalam 8 tahun terakhir seolah tak terhindarkan, bahkan mungkin hingga pemilu 2024.
Sebenarnya ini tak sehat bagi perkembangan demokrasi, tapi sepertinya dengan amplifikasi lewat media sosial keterbelahan masyarakat lantaran pilihan politik akan terus terjadi entah sampai kapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H