Sebelumnya, Halte Polisi di kawasan Cawang Cililitan dihajar bus Trans Jakarta dan tabrakan antar bus Trans Jakarta  yang menimbulkan korban 3 orang tewas di Jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan.
Apa yang terjadi sebenarnya sehingga Transjakarta yang tadinya diharapkan menuntaskan dahaga publik untuk mendapatkan pelayanan angkutan umum yang nyaman dan aman menjadi sumber malapetaka?
Sejumlah pengamat transportasi menyebut bahwa faktor kelalaian manusia diduga jadi penyebab kecelakaan bus Transjakarta.
Sebenarnya faktor ini juga pernah disoroti saat rentetan kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta  terjadi pada tahun 2015 lalu.
Gubernur DKI saat itu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, meminta pihak pengelola memperbaiki SOP dalam mempekerjakan pengemudi yang bertugas di Transjakarta.
"Pastilah kalau masih pakai kontrak yang lama, sopir enggak bersertifikat dan sebagainya. Saya enggak mau mengulang 10 tahun awal transjakarta," ujar Ahok saat itu, seperti dilansir Medcom.id.
Mungkin SOP-nya sudah diperbaiki, tetapi seharusnya pembaruan sertifikasi terus dilakukan agar kapabilitas pengemudi bisa terus ter-up date.
Selain itu,  sangat mungkin terjadi perubahan kebijakan  sistem operasional perusahaan yang pada akhirnya memengaruhi operasional layanan Transjakarta.
Misalnya orientasi dari PT. Transjakarta lebih profit oriented. Dengan melakukan efesiensi diberbagai sisi terutama sumber daya manusia.
Apabila kita amati secara seksama, saat ini kita tak lagi menemukan ada petugas di dalam bus yang tengah beroperasi kecuali pengemudi, tak seperti awal Transjakarta beroperasi hingga tahun ke 15.
Saat itu setiap pengemudi bus didampingi oleh petugas lain yang mengatur dan mengawasi penumpang di dalam bus.