Waktu merupakan bagian tak terpisahkan dari perjalanan hidup manusia dan sangat mungkin bagi mahluk lainnya di alam semesta ini.
Makanya kemudian waktu menjadi bagian paling penting dan berharga dalam kehidupan manusia, sekaligus menjadi sebuah paradoks.
Setiap dari kita memliki waktu 60 detik per menit 60 menit setiap jamnya dan 24 jam dalam sehari. Namun setiap kita tak memiliki durasi waktu hidup yang sama.
Sebagian berusia tua, sebagian lainnya harus sudah kehabisan waktu untuk meninggalkan dunia di usia muda.
Memanfaatkan waktu dengan cerdas itu lah yang membuat kita bisa berhasil dan memberi manfaat bagi kehidupan, lantaran waktu adalah merupakan sesuatu yang tak akan pernah bisa dikembalikan lagi.
Waktu yang berlalu, akan menjadi masa yang tak akan pernah kita dapatkan kembali.
Saya tak akan membahas terlalu dalam tentang filosofi waktu dalam kehidupan manusia. Saya akan lebih membahas, untuk menunaikan rasa keingintahuan saya bagaimana  secara teknis satuan waktu itu  harus 60 detik untuk satu menit, 60 menit untuk satu jam, dan 24 jam untuk satu hari.
Untuk itulah kemudian saya mencoba membaca berbagai referensi yang saya dapatkan di berbagai sumber bacaan daring.
Dan ternyata sejarah adanya satuan waktu itu cukup menarik dan hal tersebut sudah ditemukan sejak ribuan tahun lalu.
Semua keberadaan istilah satuan waktu itu lahir dari petunjuk-petunjuk alam  yang telah disediakan oleh Tuhan Yang Maha Tahu.
Menurut sejarah penemuan jam, manusia mulai memahami keberadaan bingkai waktu pada sekitar 5.000 atau 6.000an tahun lalu yang saat itu dibingkai berdasarkan penggunaan pergerakan matahari sebagai basis perhitungan waktunya.Â