Majelis Ulama Indonesia (MUI) Wilayah DKI seperti dilansir berbagai media berencana akan membentuk Cyber Army untuk membela Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dari serangan para pendengung atau buzzer di media sosial.
Rencana yang diutarakan oleb Ketua Umum MUI DKI, Munahar Muchtar ini sontak menjadi kontroversi yang berujung polemik di masyarakat.
Apalagi ditengah sorotan publik terhadap organisasi ulama atas masalah keterlibatan salah satu anggotanya dalam pendanaan terorisme.
Alasan MUI DKI membentuk Cyber Army adalah untuk mengimplementasikan salah satu fungsi MUI yakni amar ma'ruf nahi munkar.
Karena menurut Munahar seperti dilansir Kompas.com para buzzer selalu mencari kesalahan Anies. Padahal, Anies telah bekerja keras untuk masyarakat Jakarta.
"Beliau (Anies) ini termasuk 21 orang pahlawan dunia. Berita-berita saya minta MUI DKI yang mengangkatnya karena kita mitra kerja dari Pemprov DKI Jakarta," kata Munahar.
Saya tak paham, pahlawan dunia apa dan siapa 20 pahlawan lainnya. Jika alasannya banyak pendengung yang mencari-cari kesalahan Anies.
Apa kabar dengan Presiden Jokowi, jika kita amati di media sosial banyak pula pihak yang berseberangan dengan pemerintah Jokowi mencari-cari kesalahan Jokowi padahal kurang bekerja keras apa Jokowi bagi masyarakat Indonesia.
Mengapa itu tak di-mention juga oleh MUI apabila memang benar urusan amar ma'ruf nahi munkar seperti yang ditegaskan Munahar.
Saya yakin ini sih ujungnya urusan politik elektabilitas menyambut pemilu 2024 apalagi nama Anies Baswedan selalu bertengger di tiga besar hasil survei berbagai lembaga survei dalam satu tahun terakhir.
Apalagi kemudian diketahui, bahwa MUI DKI Jakarta mendapatkan dana hibah dari Gubernur DKI, Anies Baswedan melalui dana APBD 2022 sebesar Rp.10 miliar.