Ulang tahun adalah sebuah tradisi yang saat ini dirayakan oleh seluruh masyarakat dunia, tak berbatas usia, bangsa, agama bahkan dalam perkembangannya apapun tak terbatas usia manusia, usia apapun di-ulangt tahun-kan.
Ulang tahun merupakan salah satu mitos bentukan peradaban yang bagi saya tak begitu penting, entah bagi yang lain.
Saya kok merasa tak terlalu relate dengan ulang tahun, buat saya ulang tahun adalah sebuah paradoks, berkurangnya jatah kita menghirup oksigen dan menjalani kehidupan di dunia yang indah ini kok dirayakan.
Bukan kah kita seharusnya bermuram durja lantaran tak hanya jatah hidup kita berkurang tetapi seiring usia apalagi setelah kita dewasa menuju masa tua berbagai kapabilitas fisik dalam tubuh kita ini perlahan terdegenerasi.
Yang tadinya berkulit kencang, perlahan mengendur untuk kemudian menjadi keriput. Yang tadinya tak membutuhkan kacamata untuk membaca atau melihat sesuatu, seiring bertambahnya usia terpaksa harus menggunakannya.
Bahkan kemampuan kita berpikirpun mulai menurun, perlahan tapi pasti semua manusia yang hidup di dunia ini akan mengalami kondisi seperti itu.
Tak ada seorang pun mahkluk yang hidup di alam semesta ini yang bisa melawan waktu, bertambahnya usia menuju akhir hidup adalah sebuah keniscayaan.
Waktu akan terus bergulir tak akan ada satu pun mahkluk yang bisa menghentikannya hingga menuju garis finis kehidupan kita sebagai mahkluk.
Namun demikian, ulang tahun tak juga harus dimaknai seperti itu. Kita bisa memaknainya sebagai ungkapan rasa syukur kepada yang Maha Pencipta bahwa kita sudah diberikan kesempatan untuk hidup  hingga sejauh ini.
Rasa syukur itu bisa dimanifestasikan dengan mengisi kehidupan sebaik-baiknya. Baik bagi diri sendiri, lingkungan terdekat kita, hingga bermanfaat bagi lingkup yang lebih luas lagi.
Nah, sependek pengetahuan saya, Rizaldy Chaniago atau saya kerap memanggilnya Mr Jack Sparrow ini telah mengisi hidupnya selama ini penuh rasa syukur yang ia manifestasikan dengan menebar kebaikan bagi mahkluk-mahkluk yang ada disekitarnya.
