olahraga angkat besi kelas 49 Kg sekaligus peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 beberapa hari lalu, kini dalam penyelidikan atas kasus doping.
Lifter China Ho Zhihui pesaing Windy Cantika Aisah di cabangHal ini membuka peluang bagi Windy untuk  naik satu peringkat dari urutan ke-3 menjadi peringkat ke-2 dan berhak atas medali perak, andai lifter China peraih medali emas tersebut terbukti menggunakan doping.
Menurut aturan yang dikeluarkan oleh Organisasi Olimpiade Internasional (IOC), setiap peraih medali diwajibkan untuk melakukan pengambilan urine sesaat setelah pertandingan untuk pengecekan tes doping.
Seperti dilansir CNNIndonesia.Com yang mengutip kantor berita ANI ada penemuan yang mencurigakan dalam sampel milik Zhihui.
Pelatih cabang olahraga angkat besi Indonesia Dirdja Wihardja telah mendengar kabar terkait isu doping Zhihui ini tetapi ia enggan berspekulasi terkait hal tersebut yang memungkinkan anak didiknya Windy naik menjadi peraih medali perak di kelas 49 kg Olimpiade Tokyo 2020.
"Sekarang kabarnya, hasil dari sampel A yang kemarin sedang dipelajari. Apa benar doping, apa kandungannya besar, membahayakan atau tidak. Kita tunggu pengumuman resmi saja," ujar Dirja.
Kasus doping dalam olahraga angkat besi memang kerap terjadi diberbagai event besar olahraga terutama di perhelatan multieven seperti olimpiade.
Di Olimpiade London 2012 misalnya 6 peraih medali cabang olahraga angkat besi terbukti positif menggunakan doping.
Organisasi Angkat Besi Dunia (IWF) saat itu mencabut medali milik 3 peraih perak asal Rusia di cabang olahraga ini dicabut medalinya dan dilarang mengikuti kompetisi angkat besi mereka adalah Alexandr Ivanov, Nataliya Zabolotnaya, dan Svetlana Tzarukaeva.
Sementara peraih medali perunggu juga ada 3 lifter dari 3 negara berbeda yakni Iryna Kulesha dari Bulgaria, Hripsime Khursudyan daru Armenia, dan  Christina Iovu dari Moldovia.
Di Olimpiade 2012 London tersebut total ada 11 atlet angkat besi yang terbukti positif menggunakan zat-zat yang masuk dalam klasifikasi doping.