Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menakar Validitas Penurunan Kasus Positif Baru Covid-19, Jika Testing yang Dilakukan Anjlok

21 Juli 2021   09:40 Diperbarui: 21 Juli 2021   11:22 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhirnya setelah ditunggu, di masa injury time Presiden Jokowi menetapkan secara resmi bahwa Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat dilanjutkan sampai dengan tanggal 25 Juli 2021, 5 hari yang akan datang.

Selanjutnya akan dievaluasi apabila tren kasus positif baru harian menunjukan angka penurunan yang lebih bersahabat dengan pengendalian pandemi Covid-19.

Kita tahu dan rasakan bersama PPKM Darurat fase pertama sudah berlangsung 17 hari, mulai 3 Juli sampai 20 Juli 2021 kemarin.

Namun faktanya selama waktu tersebut kasus positif baru masih terus sangat tinggi puncaknya menembus angka 56.757 pada Kamis 15 Juli 2021, setelah beberapa hari sebelumnya terus berada di atas angka 50 ribu kasus perhari.

Selanjutnya, angka positif baru terinfeksi Covid-19 mulai terlihat menurun, tetapi penurunan angka tersebut karena angka testing yang dilakukan di masyarakat pun bertambah sedikit.

Tiga hari terakhir jika dilihat melalui data dari Covid-19.go.id angka positif baru turun. Minggu (18/07/21) angkanya 44.721 kasus, Senin (19/07/21) 34.257 kasus, dan Selasa(20/07/21) 38.325 kasus.

Terlihat menggembirakan memang, tetapi jika dicermati penurunan kasus positif baru itu juga lantaran anjloknya testing yang dilakukan.

Puncak tertinggi volume testing di Indonesia terjadi saat angka penambahan kasus postif baru juga memuncak pada 15 Juli 2021 dengan 249.098 spesimen.

Dari situ testing yang dilakukan perlahan tapi pasti juga menurun secara konstan alhasil kasus positif baru pun angkanya bagus mulai menurun sepertinya Covid-19 terkendali.

* 16 Juli 2021: 54.000 kasus baru dari 258.532 spesimen yang diperiksa

* 17 Juli 2021: 51.952 kasus baru dari 251.392 spesimen yang diperiksa

* 18 Juli 2021: 44.721 kasus baru dari 192.918 spesimen yang diperiksa

* 19 Juli 2021: 34.257 kasus baru dari 160.686 spesimen yang diperiksa.

Hal ini dikonfirmasi oleh epidemolog asal Universitas Griffith Australia Dicky Budiman seperti dilansir oleh Kompas.Com.

"Kita belum melewati puncak pandemi, penurunan kasus itu di tengah penurunan jumlah testing dan positvity rate yang meningkat. Jadi tidak mencerminkan adanya penurunan sebetulnya," ujar Dicky 

Menukil ucapan Dicky selanjutnya ia menyatakan bahwa kemungkinan besar jumlah kasus positif baru masih sangat tinggi di tengah masyarakat, ia berkeyakinan puncak pandemi gelombang ke-2  ini akhir Juli bahkan hingga awal Agustus bulan depan.

Menurut sejumlah sumber data terkait, rata-rata poistivity rate  harian di Indonesia dalam sepekan terakhir masih di atas angka 30 persen atau 6 kali dari ambang batas aman yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO.

Artinya penularan Covid-19 dimasyarakat masih sangat tinggi, kasarnya 3 orang dari 10 orang Indonesia tertular virus biadab ini.

Positivity rate sendiri adalah perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan.

Jadi validitas angka penurunan kasus positif baru Covid-19 bisa teruji jika angka testing terus naik atau paling tidak angkanya konstan.

Jika angka testing anjlok, sudah dapat dipastikan angka kasus positif baru pun akan turun. Ketika penurunan keduanya tersebut kemudian dijadikan dasar untuk membuat sebuah kebijakan, ya kebijakan itu sangat berpotensi akan gagal lantaran berdasarkan statistik yang tak valid.

Seperti memanipulasi diri sendiri dan masyarakat. Lucunya lagi ketika angka kasus positif baru sangat tinggi pihak Kementerian Kesehatan buru-buru berujar "oh ini lantaran testing yang dilakukan naik"

Namun saat kasus positif baru Covid-19 menurun secara signikan mereka tak mau me-mention bahwa itu musabab testingnya turun.

Jika mau terlebih hebat dan kerja-kerja pengendalian bisa disebut berhasil sekalian saja pelaksanaan testingnya diturunkan menjadi 1.000 spesimen pasti kasus positif barunya cuma 300.

Please deh, jangan membohongi diri sendiri dan masyarakat, gunakan statistik secara valid. Bagaimana bisa membuat kebijakan yang benar jika dasarnya data yang dimanipulasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun