Hari ini tanggal 21 Juni 2021, Presiden nomor 7 Republik Indonesia Joko Widodo genap berusia 60 tahun.Â
Selamat memperingati hari kelahiran bapak Presiden semoga sehat selalu, semoga selalu amanah menjaga kepercayaan Rakyat Indonesia dalam mengemban tugas-tugas negara.
Saya tahu di periode pemerintahan anda yang ke-2 ini, tugas sebagai kepala negara sungguh sangat berat. Pandemi Covid-19 menghantam setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia dan dunia.
Butuh upaya keras, butuh pintar-pintar bukan hanya pintar untuk bisa menunggang gelombang Pandemi yang sungguh sangat berat ini.Â
Menyeimbangkan antara keharusan menjaga keselamatan dan kesehatan warganya, sambil harus menjaga kesejahteraan rakyat Indonesia secara ekonomi bukan perkara enteng.
Kebijakan apapun yang dikeluarkan anda, memang tak selamanya bisa menyenangkan semua pihak.
Terkadang sebagian orang menilai kebijakan tersebut sangat buruk malah, mencaci maki, menganggap anda tak kompeten memimpin negara.
Namun itulah konsekuensi dari demokrasi, dan anda sepertinya menyadari hal itu. Walau terkadang saya melihat kesadaran anda terhadap demokrasi jadi terlihat tak tegas menghadapi satu permasalahan.
Kegaduhan terus bergulir dari satu isu ke isu lain, mulai dari urusan pandemi, ekonomi, hingga politik.
Yang terakhir inilah sepertinya yang membuat interval kegaduhan sangat rapat, isu politik terakhir yang menimbulkan keriuhan di ruang publik adalah isu anda oleh sekelompok orang diusung untuk menjadi presiden selama 3 periode.
Sesuatu yang sudah jelas melanggar  Pasal 7 Undang-Undang Dasar 1945 hasil amandemen. Tapi kelompok ini keukeuh, toh katanya UUD'45 itu bukan kitab suci yang tak bisa di amandemen.
Aturan ini kan buatan manusia kenapa tidak dirubah saja toh tujuannya mulia kok, agar masyarakat Indonesia tidak terjebak dalam polarisasi ekstrem seperti di 2 pemilihan presiden terakhir.
Lantaran yang akan dipasangkan dengan anda sebagai cawapres adalah mantan lawan anda dalam 2 pilpres terakhir Prabowo Subianto.
Kelihatannya kelompok yang meminta anda mau berkiprah menjadi presiden selama 3 periode itu serius.
Mereka bahkan telah mendeklarasikan dukungan serta mendirikan organisasi relawan yang mereka namakan Relawan JokPro 2024.
Konon katanya kelompok ini hanya menyuarakan suara hati rakyat nan murni yang berharap Jokowi bisa menambah 1 periode lagi menjadi 3 periode masa kepemimpinannya sebagai Presiden Republik Indonesia.
Meskipun menurut Survei termuktakhir yang dilakukan oleh Lembaga Survey SMRC mayoritas pendukung Jokowi dan Prabowo tak menghendaki Jokowi memimpin Indonesia selama 3 periode.
Maaf bukan kinerja anda tidak bagus, tetapi memang itulah aturan mainnya. Janganlah menciptakan preseden yang bisa membawa Indonesia seperti masa Orde-Orde sebelumnya yang pemimpinnya bisa sepanjang masa memimpin Tanah Air kita tercinta ini.
Bukan kah seperti kata Lord Acton "power tends to corrupt and absolute power corrupt abolutely"
Kekuasaan yang tak terbatas itu bisa memicu konsentrasi kekuasaan pada satu orang, peluang untuk menyalahgunakan menjadi semakin besar. Makanya laku koruptif hampir dapat dipastikan terjadi.
Untungnya anda sebagai Presiden Republik Indonesia sudah berucap secara tegas terkait wacana 3 periode ini.
Pak Jokowi, anda pada tanggal 2 Desember 20 19 menyebut pihak yang menyebarkan isu ini memiliki tiga motif tersendiri.
"Â Ada yang ngomong presiden dipilih tiga periode. Itu ada tiga (maknanya) menurut saya. Satu ingin menampar muka saya, yang kedua, ingin cari muka, padahal saya sudah punya muka. Yang ketiga, ingin menjerumuskan," kata anda saat itu.
Saya senang sekali mendengar dan membaca sikap anda terkait wacana 3 periode ini. Berarti anda seorang negarawan yang setia terhadap semangat reformasi dan patuh terhadap aturan yang berlaku saat ini.
Apalagi kemudian anda, Mr President menegaskan lagi posisi terkait isu yang sama pada Maret 2020 setelah Amin Rais menuding ada upaya anda untuk dipilih kembali.
Tentunya anda masih ingat berucap dan banyak dikutip media sekali lagi menegaskan penolakan anda terhadap wacana 3 periode ini.
"Saya tegaskan, saya tidak ada niat, tidak berminat juga menjadi presiden tiga periode. Konstitusi mengamanatkan dua periode. Itu yang harus kita jaga bersama-sama,"Â
Semoga saja sebesar apapun dorongan kelompok orang atau siapapapun calon pasangannya, pendirian anda tak berubah tetap menolak mencalonkan diri kembali menjadi Presiden untuk ke 3 kalinya.
Jika anda tetap pada pendirian menolak pencalonan kembali, anda akan dianggap negarawan sejati, dengan meninggalkan legacy positif yang patut dikenang oleh generasi-generasi selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H