Kenangan Ramadan di masa kanak-kanak memang selalu indah untuk dikenang, apalagi bagi saya generasi sangat ujung milenial yang masa anak-anak hingga remajanya akhir 80an hingga  pertengahan 90an.
Kenangannya begitu membekas sampai saat ini hingga terkadang rindu untuk kembali ke masa-masa dimana semua fasilitas canggih masa kini belum menjamah dunia kecil kita saat itu.
Saat itu memang suasananya tak seperti saat ini, keterbatasan fasilitas menjadikan kami menjadi lebih kreatif. Apalagi saya dibesarkan di sebuah kota kecil bernama Sukabumi yang saat itu masih "ndeso"
Banyak hal yang membekas begitu dalam, heureuy ketika melaksanakan ibadah Shalat Tarawih, jajanan untuk berbuka puasa.
Nah untuk ini saya punya pengalaman lucu, mungkin pula sebagian dari kita pernah pula merasakannya. Konon katanya ketika perut perih karena lapar, dan dahaga terasa hingga tenggorokan serasa mengering membuat mata kita jadi "hijau" melihat makanan apapun.
Kita jadi kerap membayangkan makanan-makanan yang dilihat dan merasa akan mampu menyikat habis seluruh makanan yang ada.
Pernah suatu kali saya mengumpulkan makanan yang saya beli atau dapatkan dari pemberian orang-orang dewasa di sekitar kita.
Mulai dari penganan-penganan kecil seperti kue-kue, kolak, gorengan bahkan hingga jambu biji pun saya kumpulkan untuk menjadi amunisi saya berbuka puasa.
Dari siang saya sudah kumpulkan dan simpan makanan itu di sebuah tempat yang siapapun gak tahu, kecuali saya.
Karena takut dimakan orang lain, sebagian makanan-makanan itu sebenarnya kalau hari-hari biasa tak begitu saya sukai tapi saat menjalankan puasa begitu menggoda.
Waktu beringsut siang berganti sore mendekati waktu berbuka, saya keluarin semua makanan itu berjejer-jejer diatas meja sambil saya pandangi lekat-lekat, rasanya air liur menetes membayangkan menyantap makanan yang begitu banyak dan "sedap"itu.