Saya sebenarnya agak kesulitan menulis tentang Vaksin Nusantara ini, selain karena pada dasarnya saya tak memiliki pengetahuan yang cukup di bidang Virologi atau ilmu tentang virus dan segala tetek bengeknya.Â
Saya menjadi bertambah gamang, kok vaksin bermerk Nusantara yang belakangan ramai ini malah pengembangannya lebih banyak di dukung oleh para politisi dibandingkan mereka yang memang sangat ahli di bidang kesehatan.
Jadi vaksin yang digagas oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Hadiputranto ini sebenarnya tentang  apa sih, politik, nasionalisme atau kesehatan dan ilmu pengetahuan?
Sependek pengetahuan saya, vaksin itu patokannya ilmu pengetahuan klinis dan segala prosedurnya, bukan tentang Garuda Pancasila atau afiliasi politik tertentu.
Vaksin Nusantara ini menuai polemik karena diketahui belum memenuhi prosedur dan kaidah yang dilakukan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).Â
Misalnya, BPOM menyebutkan bahwa Vaksin Nusantara tidak melewati tahap praklinis, dan belum memenuhi uji klinis tahap II. Â
Selain itu, berdasarkan data studi vaksin Nusantara, tercatat 20 dari 28 subjek atau 71,4 persen relawan uji klinik fase I mengalami Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) dalam grade 1 dan 2.
Menurut sejumlah sumber bacaan yang saya jadikan referensi dalam menulis artikel ini, Vaksin Nusantara sendiri merupakan vaksin corona berbasis sel dendritik. Pengembangan vaksin ini bekerja sama dengan AIVITA Biomedical Inc, yakni perusahaan farmasi yang mengembangkan terapi kanker berbasis sel dendritik, berlokasi di Irvine, California, AS.
Sebelum diberi nama Nusantara, Joglosemar juga pernah dijadikan nama vaksin ini. Sedang AIVITA selaku sponsor, lebih memilih menamai kandidat vaksin itu dengan AV-COVID-19.
Selain AIVITA yang juga bertindak sebagai sponsor, pihak lain yang terlibat dalam riset dan pengembangan calon vaksin Nusantara adalah Balitbangkes, Undip, RSUP Dr Kariadi, serta perusahaan farmasi PT Rama Emerald Multi Sukses atau Rama Pharma yang berbasis di Gresik
Namun dalam situs ClinicalTrials.gov tempat uji klinis vaksin ini terdaftar, vaksin ini tak bernama Nusantara atau Joglosemar, tapi 'Dendritic Cell Vaccine, AV-COVID-19, to Prevent COVID-19 Infection.'