"Saya tidak biasa main 10 menit. Biasanya kan main partai panjang sehingga saya blunder. Saya tidak tahan dengan pendeknya itu,"
Begitu kilah Dadang Subur alias "Dewa Kipas" setelah secara telak kalah 0-3 Â dari GMW Irene Kharisma Sukandar dalam pertandingan catur persahabatan yang disiarkan secara langsung melalui channel Youtube milik pesohor Deddy Corbuzier Senin(22/03/21) lalu.
Padahal menurut inspektur pertandingan dari Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Hendri Jamal, sebelumnya dalam technical meeting Dadang dan GMW Irene sudah bersepakat bahwa pertandingan catur ini berformat catur cepat sebanyak 4 babak dengan waktu bagi masing-masing pecatur 10 menit.
"Jelas ada technical meeting sebelumnya dan dijelaskan aturan mainnya seperti apa. Dari awal juga sudah dikasih tahu dia maunya main panjang, padahal di chess.com itu dia online catur mainnya 5 menit dan 10 menit," kata Hendri , seperti di lansir CNNIndonesia.com, Selasa (23/03/21).
Alasan menetapkan format waktu 10 menit, menurut Hendri merujuk pada permainan yang biasa dimainkan Dewa Kipas  di platform Chess.com.
Menurut catatan di Chess.Com, Dewa Kipas telah memainkan 369 partai catur cepat 10 dan5 menit, dengan fakta seperti ini logikanya ia sudah sangat terbiasa bermain catur dalam format catur cepat 10 menit.
Apalagi ia sangat cemerlang bermain dalam format tersebut ia bisa meraih 27 kemenangan berturut dengan rata-rata akurasi langkah di atas 90 persen, atas "kehebatannya" tersebut elo rating Dewa Kipas melonjak hingga 900 poin, dari sebelumnya 1.400 an, dalam waktu satu bulan naik menjadi 2.300 an setara dengan pemegang gelar Master Internasional
Dengan fakta seperti itu, mengapa Dadang Subur berkilah bahwa ia tak terbiasa bermain catur cepat 10 menit?
Jangan-jangan yang selama ini memainkan akun Dewa Kipas di platform Chess.com, yang kemudian di-banned karena dianggap curang itu bukan Dadang Subur.
Dengan rentetan kejadian dan kilah Dadang yang tak terbiasa main dengan format waktu 10 menit polemik Dewa Kipas ini kembali berlanjut, lantaran banyak warganet mengambil kesimpulan bahwa orang yang berada di balik akun Dewa Kipas dan segala macam kontoversinya ini adalah Ali Akbar putra dari Dadang Subur.
Seperti diketahui Ali Akbar ini pula lah yang membuat isu Dewa Kipas ini mencuat menjadi perbincangan seantero jagat.
Merespon hal tersebut Ali Akbar awalnya membantah semua tuduhan netizen tersebut.
"Itu fitnah tak berdasar, Maksud saya kan awalnya ke kerabat terdekat saja, ke saudara. Tapi malah menjadi besar seperti ini. Saya juga tidak menyangka menjadi viral. Jadi kisahnya seperti itu, bukan saya buat-buat," kata Ali Akbar, seperti dilansir VIVA, Selasa (23/03/21)
Jika menilik bantahan Ali Kabar ini, rasanya ia tak menerangkan secara jelas siapa di balik akun Dewa Kipas ini.
Ali malah kemudian berkilah, bahwa ucapan  Dadang yang menyebutkan tak biasa bermain dengan format 10 menit itu dengan beban berat , seperti saat Dadang berhadapan dengan Irene.
"Itu kan (main di chess.com) kondisinya santai, 10 menit di handphone sambil santai. Enggak ada beban apa-apa. Sudah begitu, lawannya (di chess.com) masih level rendah semua (awalnya) makanya bapak bisa sering menang," ujar Ali seperti dilansir CNNIndonesia
Namun Ali  mengakui bahwa akun Dewa Kipas ada di bawah kendalinya, meskipun ia tak mengendalikan permainannya.
"Saya memang mengendalikan Akunnya, tapi saya tidak mengendalikan permainannya," ucap Ali
Akh rasanya alasan yang tak masuk. akal dan dibuat-buat saya kira,Â
"Ceuk bahasa sunda mah, Jengkol mah aya usumna, ari ekol mah euweuh usumna"
Ya, Jengkol itu ada musimnya, tapi kalau kilah bisa enggak ada musimnya dapat terjadi setiap saat. Seperti kilah Ali Akbar
Dalam olahraga sportivitas yang termasuk kejujuran di dalamnya merupakan hal yang paling utama, itu saja. Apapun kilahnya masyarakat dan warganet termasuk saya sudah mengambil kesimpulan  sendiri terkait urusan Dewa Kipas ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H