Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Mengenal Elo Rating, Penentu Peringkat Dalam Catur

22 Maret 2021   22:04 Diperbarui: 22 Maret 2021   23:00 3766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyenangkan melihat permainan catur menemukan momen hype seperti saat ini. Pertandingan catur antara Grand Master Wanita (GMW) Irene Kharisma Sukandar versus Dewa Kipas A.ka Dadang Subur yang disiarkan secara langsung via Youtube oleh akun milik selebritas Indonesia Deddy Coubuzier ditonton oleh 1 juta lebih warganet di Indonesia dan mungkin di seluruh dunia.

Angka 1 juta pemirsa yang menonton pertandingan catur di laman media sosial Youtube itu bukan angka main-main, hanya sedikit hal yang bisa menarik audiens segitu banyak.

Terlepas dari segala kontroversi dan gimmick yang mengiringinya, popularitas catur melesat menuju puncaknya.

Bagi saya penggemar dan pemerhati catur kondisi ini sangat menggembirakan. Saya berharap catur akan kembali mencapai masa keemasannya seperti awal 90an.

Ketika era Utut Adianto menapaki jenjang Master Nasional hingga meraih gelar Super Grand Master dengan elo rating mencapai 2615.

Saat itu euphoria catur sangat tinggi, sehingga banyak sekolah-sekolah catur didirikan di beberapa kota besar di Indonesia.

Yang kemudian sekolah-sekolah catur tersebut melahirkan Grand Master-Grand Master Muda seperti Susanto Megaranto, Irene Kharisma Sukandar, Chelsi Monica Sihite hingga yang terakhir melahirkan GM Novendra Priasmoro.

Untuk meraih gelar GM  setiap pecatur harus melewati jenjang  Master Percasi, kemudian Master Nasional, Candidate Master, Master FIDE, baru kemudian meraih gelar Master Internasional dan terakhir Grand Master. 

Lantas bagaimana dengan pecatur wanita seperti GMW irene Sukandar, sama saja mereka harus melewati jenjang serupa untuk meraih gelar GMW.

Namun, seorang pecatur wanita dapat meraih gelar GM penuh tanpa embel-embel W setara dengan pria apabila ia mengikuti turnamen yang diikuti oleh para pecatur pria.

Wanita pertama yang berhasil meraih gelar GM penuh adalah puteri tertua keluarga catur Polgar asal Hungaria, Susan Polgar, yang meraih gelar GM dengan syarat-syarat pecatur pria.

Irene Sukandar sendiri untuk kategori pria ia masih memiliki gelar Master Internasional. Untuk meraih gelaar GM penuh ia masih harus mengumpulkan banyak angka elo dengan mengikuti banyak turnamen catur.

Hal itu harus dilakukan lantaran setiap tingkatan Master terdapat syarat dan kondisi tertentu yang sudah baku seperti yang ditetapkan oleh Federasi Catur Dunia FIDE.

Ada standar perhitungan yang disebut elo rating untuk menentukan kekuatan seseorang dalam bermain catur.

Sistem perhitungan kekuatan seorang pemain catur  internasional ini pertama kali diciptakan oleh seorang pakar fisika Profesor Arpad Elo yang merupakan seorang pemain bergelar master catur asal Hungaria.

Menurut buku panduan aturan FIDE, pada prinsipnya, Seorang pecatur yang menang akan bertambah nilai ratingnya, jika kalah tentu saja akan berkurang ratingnya. 

Jumlah penambahan dan pengurangan angka tergantung dari seberapa kuat lawan yang pernah dihadapi dalam suatu turnamen. 

Turnamen catur seperti apa? Apakah pertandingan seperti yang dilakukan antara Dewa Kipas lawan GMW Irene Sukandar bisa meningkatkan nilai elo rating Irene, ya jelas tidak. 

Karena pertandingan itu tak resmi, Turnamen yang bisa menambah angka elo adalah turnamen resmi yang sudah diakui oleh FIDE. 

Sementara untuk kategori lokal, Indonesia memiliki pengaturan rating yang disebut  Daftar Rating Nasional (DRN) yang dikeluarkan oleh PB Percasi.

Menurut data FIDE, hingga bulan Februari 2021 jumlah Grand Master ada sebanyak 1.597 orang diseluruh dunia, dari jumlah tersebut 35 diantaranya perempuan.

Jumlah Grand Master sebanyak itu meningkat sangat pesat dibandingkan tahun 1972, saat itu peraih gelar GM hanya 88 orang  yang 33 orang diantaranya berasal dari Uni Sovyet.

Indonesia sendiri sepanjang sejarahnya baru memiliki 9 pecatur bergelar GM, yang pertama GM Herman Suradiradja, GM Ardiansyah, GM Utut Adianto, GM Edhi Handoko, GM Cerdas Barus, GM Ruben Gunawan.

Kemudian ada GM Susanto Megaranto, GM Novindra Priasmoro dan satu satunya GM Wanita Irene Kharisma Sukandar.

Sementara  untuk peraih gelar GM termuda dalam sejarah catur dunia adalah Sergei Karjakin ia meraih gelar tersebut saat ia berusia 12 tahun 7 bulan.

Karjakin merupakan Juara Dunia Catur Cepat 2012 dan Juara Dunia Catur Kilat 2016.

Untuk peraih elo rating tertinggi menurut data yang dikutip dari FIDE per Maret 2021  diduduki oleh juara dunia Magnus Carlson asal Swedia dengan elo rating 2847.

Sedangkan peraih elo rating tertinggi di Indonesia rekornya masih dipegang oleh GM Utut Adianto dengan elo rating 2615.

Untuk saat ini pemilik elo rating tertinggi di Indonesia adalah GM Susanto Megaranto dengan elo rating 2550 sementara GMW Irene Sukandar berada di peringkat 5 dengan elo rating  2413.

Jadi hingga saat ini Utut Adianto merupakan satu-satunya Super Grand Master yang pernah dimiliki Indonesia.

Seseorang akan meraih gelar Super Grand Master apabila elo ratingnya lebih dari 2600. 

Semoga saja dengan popularitasnya yang kian meningkat jumlah pecatur Indonesia yang meraih elo rating tinggi dan berhak menyandang gelar GM bertambah banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun