Siapa bilang nasionalisme bangsa Indonesia ini sudah luntur? Paling tidak terdapat sejumlah momen termutakhir yang membuktikan bahwa nasonalisme masih kuat menyala dalam tubuh dan pikiran rakyat Indonesia terlepas dari media ekspresi yang digunakan dan berbagai kontroversinya.
Nasionalisme sendiri memiliki makna suatu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan dan wilayah, serta kesamaan cita-cita dan tujuan.
Sementara, Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nasionalisme adalah paham ajaran untuk mencintai bangsa dan negara sendiri.
Dengan demikian, setiap warga negara merasakan adanya kesetiaan yang mendalam terhadap negara dan bangsanya sendiri. Hal tersebut dibuktikan dengan sikap atau tingkah laku masyarakat kepada negara.
Apakah kemudian tindakan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia di dunia maya seperti yang terjadi belakangan bisa disebut sebagai manifestasi nasionalisme?
Saya rasa sih hingga titik tertentu, ya itu merupakan bagian dari nasionalisme.
Masih ingat beberapa waktu lalu, saat raksasa sofware asal Amerika Serikat Microsoft merilis hasil survey yang menyatakan bahwa netizen Indonesia atau kerap disebut warganet +62 Â merupakan warga yang paling tidak sopan se-Asia Tenggara.
Survei yang dilakukan Microsoft ini melibatkan 16 ribu responden dari 32 negara. Sebanyak 503 orang di antaranya merupakan warganet asal Indonesia.
Bukannya merasa minder atau mulai bersikap sopan, mereka malah balik menyerang akun media sosial resmi milik Microsoft lantaran dianggap mendiskreditkan bangsa Indonesia.
Sebagian besar postingan dari mereka bernada negatif, saking masifnya kolom komentar dalam sejumlah unggahan Microsoft terpaksa ditutup.
Kemudian masalah  Dewa_Kipas versus Gotham Chess yang berawal dari permainan catur daring menggunakan platform khusus, Chess.Com.