Ari mengatakan bahwa ia menggunakan lensa 400mm dengan berbagai istilah teknik lainnya, apapun alasan itu, secara logika dan akal sehat rasanya mustahil bisa mendapatkan gambar asli hasil jepretan kamera dengan komposisi gambar seperti itu.
Saya tak paham mengapa akun resmi pemerintah bisa terjebak untuk mengunggah sebuah gambar yang belum jelas kebenarannya.
Alih-alih diapresiasi malah menjadi bahan bullying dan menjadi sumber kegaduhan, apalagi kemudian ditanggapi warganet dari berbagai prespektif termasuk dari sisi politik yang dikaitkan dengan kinerja Gubernur DKI Anies Baswedan, riuh rendah di dunia makin menjadi.
Mungkin ke depan ada baiknya sebelum mengunggah sesuatu cek dan recek dulu kebenarannya, biasanya yang too good to be true itu menipu.
Walaupun kebenaran foto itu belum jelas benar, tapi mengacu pada cuitan penutup Arbain yang menjelaskan secara teknis alasan mengapa foto itu layak diragukan menurut prespektifnya
"Ini twit yang semoga penghabisan untuk polemik foto gunung:Perspektif gunung ke foreground gak nyambung dgn perspektif mobil2 yg tampak. Gunung ke foreground itu compactionnya gila2an (tele panjang buanged). Sedangkan perspektif mobil2 itu tampak pakai tele pendek"
Saya jadi semakin yakin bahwa foto tersebut hasil editan, tapi agar lebih jelas silahkan ambil gambarnya dengan teknologi fotografi yang serupa dengan pemilik foto dengan situasi dan kondisi yang sama pula.
Namun yang jelas akun yang pertama memposting foto ini @kabarjakarta1 telah di-suspended oleh admin platform media sosial Twitter.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H