Namun optimisme ini agak tertahan akibat kekhawatiran mutasi virus covid yang terjadi di hampir seluruh negara, dan kekhawatiran terkait efektifitas vaksin Covid-19 yang ada.
Meskipun demikian secara keseluruhan pasar merespon positif berbagai sentimen positif yang bertebaran di tahun 2021.
Vaksin Covid-19 memang akan menjadi game changer bagi seluruh sektor kehidupan termasuk ekonomi dan perdagangan saham.
Jika vaksin efektif, maka hal itu dapat meredam kekhawatiran  sekaligus mempercepat langkah pemulihan ekonomi, khususnya sektor pariwisata.
Belum lagi peluang investasi langsung dari luar negeri yang masuk ke Indonesia (FDI), contoh terakhir masuknya investasi dari perusahaan teknologi Korea Selatan LG Energi Solution yang telah menanamkan modal sebesar US$ 9 miliar atau setara Rp. 142 triliun dalam pembangunan pabrik batere lithium.
FDI ini akan semakin deras seiring implementasi UU Ciptaker. Dengan kondisi ini diprediksi tren investasi 2021 akan cenderung pada investasi saham, dibanding pada tahun 2020 yang lebih condong ke arah investasi surat utang.Â
Pada 2020, sejumlah faktor memang mendukung Indonesia sebagai negara untuk tujuan investasi surat utang lantaran menawarkan yield obligasi yang tinggi dibanding negara lain.
Untuk tahun 2021 sejumlah sektor saham dapat menjadi pilihan investasi. Sektor tersebut diantaranya saham farmasi dan alat-alat kesehatan yang diperkirakan masih akan moncer di tahun 2021, meskipun harga saham-saham ini sudah naik signifikan di tahun lalu, namun masih ada ruang bagi saham itu untuk terus tumbuh.
Kemudian ada sektor konstruksi yang memiliki prospek bagus sebab akan ada 38 proyek strategis nasional pemerintah dengan anggaran sangat besar senilai Rp. 465 triliun. Selain itu seiring menggeliatnya ekonomi pasca pandemi, akan mendorong order book perusahaan kontruksi, jadi saham-saham perusahaan komtruksi layak untuk dikoleksi investor.
Selanjutnya, ada sektor teknologi dan telekomunikasi dan sektor logistik yang masih akan berperan lebih lantaran pandemi belum sepenuhnya selesai.
Ada pula sektor konsumer yang memang sejak pandemi covid-19 melanda mereka tetap kokoh lantaran masyarakat masih tetap harus mengkonsumsi kebutuhan pokok.