Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Hari Ibu, Terima Kasih untuk Segalanya

22 Desember 2020   09:30 Diperbarui: 22 Desember 2020   10:06 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 22 Desember ini saya ingin mengucapkan selamat hari ibu kepada para perempuan Indonesia yang karena pilihan atau jalan hidupnya dan peran yang dijalaninya sebagai seorang ibu dari anak-anaknya.

Kenapa saya mengkhususkan ucapan selamat ini hanya terbatas pada perempuan Indonesia, karena hari ibu diperingati pada saat yang berbeda-beda dan dengan momen awal yang berbeda-beda pula oleh masyarakat  negara-negara di belahan dunia lain

Di Amerika Serikat misalnya menurut berbagai literatur yang saya baca hari ibu atau Mother's Day diperingati setiap tanggal 9 Mei, tanggal yang menjadi hari ibu ini merupakan saat Ann Jarvis meninggal dunia pada tahun 1868.

Ann Jarvis adalah seorang ibu yang menginisiasi gerakan untuk menyatukan kembali keluarga-keluarga yang tercerai berai akibat perang sipil yang terjadi di Amerika Serikat saat itu.

Sementara di Indonesia Hari Ibu diperingati tanggal 22 Desember yang mengacu pada penyelenggaraan Kongres Perempuan Indonesia pertama pada tanggal 21-23 Desember 1928 di Jogyakarta.

Faktor yang mendorong terselenggaranya kongres perempuan ini adalah kondisi perempuan di Indonesia yang masih dikungkung oleh budaya patriaki yang sangat kental yang saat itu berdiri tegap diatas feodalisme.

Saat itu kehidupan perempuan di Indonesia cukup pelik. Kawin paksa menjadi masalah keseharian bagi perempuan Indonesia, yang perkawinan itu kebanyakan dilakukan sesaat setelah perempuan tersebut baru mengalami menstruasi pertamanya.

Sehingga membuat perempuan di Indonesia tak bisa menempuh pendidikan, setelah menikah pun mereka acapkali diperlakukan semena-mena akibatnya nasib perempuan tak terlindungi dengan baik.

Atas usaha-usaha seperti itulah dan seiring kemajuan pemikiran dari masa ke masa perempuan lebih mendapatkan tempat, perannya tak hanya di dapur, sumur, dan kasur.

Kini perempuan bisa berprofesi sebagai apapun yang mereka inginkan, namun berprofesi apapun peran perempuan sebagai seorang ibu tak bisa dinafikan.

Mereka atas dasar kesadaran atau pilihannya tetap menjalankan fungsinya dengan baik sebagai seorang ibu. Tak ada satu orang pun yang menyangsikan kasih sayang seorang ibu pada anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun