Saya pastikan nyaris seluruh manusia yang hidup di dunia ini mengenal dongeng, entah dongeng apa yang diceritakan, entah siapa yang menceritakan dongeng tersebut namun yang pasti  kita semua tahu apa itu dongeng yang biasanya bersifat menghibur.
Eit tunggu dulu mungkin dongeng yang akan saya ceritakan ini awalnya bisa jadi lumayan menghibur walaupun sebenarnya biasa saja, tapi yang jelas karena dongeng ini tak akan pernah selesai akhirnya mungkin bisa dianggap menyebalkan.
Menurut Kamus Besar Bahasa indonesia (KBBI) dongeng merupakan cerita atau kisah yang tak benar-benar terjadi alias cerita rekaan belaka atau fiksi.
Dongeng ini merupakan bentuk karya sastra lama yang biasanya bercerita tentang suatu kejadian luar biasa, yang ceritanya sudah berkembang sejak jaman baheula.
Seperti halnya dongeng yang akan saya ceritakan sebentar lagi, pengarang sebuah dongeng umumnya tidak dapat dikenali. Karena dongeng adalah bentuk cerita turun temurun dari nenek moyang. Nah, ini yang agak berbeda dengan kisah yang akan saya ceritakan ini, saya tak yakin cerita ini turun temurun dari jaman nenek moyang kita dulu.
Karena kan biasanya dongeng-dongeng yang berasal dari pendahulu-pendahulu kita umumnya itu selalu diselipi dengan berbagai pesan moral, dongeng saya ini sepertinya tak ada selipan pesan moral, jadi ya dongeng saja tanpa pretensi apapun.
Saya juga ragu dongeng saya ini, apakah masuk ke dalam 7 jenis dongeng seperti yang tertulis dalam berbagai litelatur kesusasteraan atau tidak.
Seperti diketahui ke-7 jenis dongeng itu adalah
Cerita Fabel, kisah dongengnya tentang binatang dan seluruh tokoh dalam dongeng tersebut juga binatang. contohnya seperti dongen tentang Si Kancil.Â
Kemudian ada cerita Cerita jenaka merupakan cerita lucu dan mengundang orang untuk tertawa. Pastinya mereka muncul perasaan menyenangkan saat mendengarkan atau membaca. Contohnya dongeng si Kabayan.
Lantas ada Cerita Legenda, yang kisahnya selalu bertutur tentang asal usul suatu tempat, contohnya kisah tentang Tangkuban Perahu dan Danau Toba.