Diego Armando Maradona adalah sebuah fenomena sepak bola dunia, tak ada seorang pun menyangkal itu. Bakatnya dalam memainkan si kulit bundar mungkin hanya mampu disaingi oleh segelintir dari milyaran manusia yang pernah hidup di dunia ini.
Mungkin di masa lalu hanya Pele legenda sepak bola dunia lain asal Brazil yang mampu menandinginya. Di masa kini mungkin nama 2 mega bintang sepakbola Lionel Messi dan Chistiano Ronaldo yang mampu menyaingi bakat Maradona dalam memainkan olahraga terpopuler sejagat raya ini.
Meninggalnya pemilik gol tangan Tuhan Rabu (25/11/20) lalu itu menimbulkan begitu banyak kesedihan bagi seluruh masyarakat dunia terutama bagi masyarakat Argentina.
Di Argentina, hari saat dirinya menghembuskan nafas terakhir ditetapkan oleh Presiden Argentina Alberto Fernandez sebagai hari berkabung nasional.
Jenazah Maradona kini disemayamkan di Istana Kepresidenan Argentina Casa Rosada atas perintah Presiden.Â
Hanya 7 mantan Presiden Argentina yang jenazahnya disemayamkan di Casa Rosada, Maradona satu-satunya manusia, bukan Presiden Argentina yang jenazahnya disemayamkan disini, jenazahnya akan berada di Istana yang sebenarnya tengah direstorasi ini hingga hari Sabtu (28/11/20).
Ribuan pelayat menyemut mulai dari halaman istana untuk memberi penghormatan terakhir pada Maradona sang legenda sepakbola terhebat yang pernah dilahirkan Argentina ini.
Begitu cintanya mereka pada Maradona bahkan bagi sebagian masyarakat Argentina menganggapnya sebagai dewa, mesti mereka tahu Maradona memiliki masalah dalam penggunaan narkotika.
Dari beberapa sumber bacaan dan media sosial yang berdar di dunia maya banyak sekali bukti-bukti otentik bahwa dirinya merupakan pengguna aktif narkoba bahkan saat ia berada di pinggir lapangan.
Tulisan ini sama sekali tak bermaksud merendahkan atau tak menghormati orang yang baru saja meninggal tapi memberi insight lain tentang Maradona semasa hidupnya.
Dilansir Bola.Com, nyaris sepanjang karirnya sebagai pemain bola Maradona bermasalah dengan penggunaan narkotika jenis kokain ia disebutkan mulai kecanduan saat dirinya membela klub asal Catalan, Barcelona pada tahun 1983.